Sabtu, 22/12/2018 11:49 WIB
Beijing - Kementerian Luar Negeri China membantah tuduhan senator Amerika Serikat (AS) yang menyebut Negeri Tirai Bambu melakukan penumpasan agama yang ditujukan orang-orang Kristen di Tiongkok.
Baru-baru ini, senator AS, Marco Rubio mengatakan, sangat prihatin dengan tindakan keras terhadap orang-orang Kristen di China. Ia mengatakan upaya China untuk mensinergikan agama mengambil korban manusia yang sangat besar.
"Pernyataan Rubio itu omong kosong belaka," kata Juru Bicara Kementerian Luar China, Negeri Hua Chunying pada jumpa pers, Jumat (22/12).
"Ini adalah contoh terbaik dari kesombongan dan pembenaran diri beberapa orang di Amerika Serikat," sambungnya.
Sahroni Apresiasi Polda Metro Ungkap Mayat dalam Koper: Hukum Maksimal Pelaku
DPR Minta Jepang Ajarkan Smart Farming ke Petani Muda Indonesia
MU Belum Rela Berpisah dengan Greenwood
"Warga Tiongkok menikmati kebebasan penuh keyakinan agama sesuai dengan hukum," tambahnya.
"Apakah senator pernah ke China, ke Xinjiang? Apakah dia memahami peran dan pentingnya pelatihan kejuruan di Xinjiang dalam mencegah dan memerangi kekerasan, terorisme dan ekstremisme? De-ekstremisme dan kebebasan berkeyakinan agama adalah hal yang sama sekali berbeda," kata Hua.
"Tindakan anti-terorisme dan de-ekstremisme preventif yang diambil oleh pemerintah daerah China sebenarnya ditujukan melindungi semua orang dari terorisme dan ekstremisme, dan memastikan setiap orang dapat sepenuhnya menikmati kebebasan dari kepercayaan agama," kata Hua.Keyword : Amerika SerikatChinaKekerasan Agama