Kamis, 13/12/2018 19:59 WIB
Washington - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyalahkan Tiongkok atas peretasan jaringan Hotel Marriott internasional, kelompok perhotelan terbesar di dunia dan data dari sekitar 500 juta tamu-tamu mereka.
Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo mengatakan kepada Fox News, AS percaya China mendalangi peretasan, termasuk pencurian kartu kredit dan nomor paspor selama periode empat tahun dari tamu yang menginap di hotel Starwood, brand yang dibeli Marriott pada 2016.
"Mereka telah melakukan serangan cyber di seluruh dunia," kata Pompeo dalam program Fox & Fox Fox.
"Kami menganggap mereka sebagai pesaing strategis," tambahnya, mengacu pada China, ekonomi terbesar kedua di dunia.
PM Modi Berikan Suara Hari Ini dalam Pemilu Besar-besaran Tujuh Tahap di India
Ketua DPR Harap Sektor Perdagangan Tetap Jadi Penggerak Kesejahteraan Masyarakat
Wujudkan Ketahanan Pangan, Kementan Dorong Peningkatan Produksi Padi Kaltara
"Mereka mengambil tindakan di Laut Cina Selatan. Mereka melakukan operasi spionase (Mata-mata, Red) dan pengaruh di sini di Amerika Serikat," sambungnya.
Para penyelidik AS mencurigai para peretas itu bekerja atas nama Kementerian Keamanan Negara Tiongkok. Seorang pejabat yang mengetahui informasi itu meminta tidak disebutkan namanya kepada kantor berita Associated Press.
Pejabat itu mengatakan para penyelidik sangat prihatin tentang pelanggaran data karena Marriott sering digunakan oleh militer AS dan lembaga pemerintah.
Kecurigaan AS terhadap keterlibatan China dalam pencurian Marriott terjadi di tengah meningkatnya persaingan antara kedua negara atas perdagangan, geopolitik dan teknologi meski upaya yang terus menerus untuk mencapai gencatan senjata.