Trump Bantah Berkolusi dengan Rusia

Minggu, 09/12/2018 06:50 WIB

Washington – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membantah telah berkolusi dengan Rusia selama masa kampanye 2016 silam.

Akan tetapi, Presiden AS memilih tak berkomentar saat ditanya soal kemungkinan dirinya terlibat langsung dalam pemberian uang tutup mulut, terkait skandal seks selama menjalankan Gedung Putih.

“Setelah satu tahun dan jutaan halaman dokumen dengan biaya lebih dari US$30 juta, tidak ada kolusi,” tegasnya dilansir dari AFP pada Minggu (9/12).

Sebelumnya, jaksa penuntut menemukan keterlibatan Trump dalam upaya tutup mulut kepada dua perempuan yang diduga telah berselingkuh dengannya.

Eks pengacara Trump, Michael Cohen kemudian mengungkap fakta bahwa Trump memintanya untuk menawarkan uang suap kepada dua perempuan tersebut.

“Sehubungan dengan kedua pembayaran, Cohen bertindak dengan maksud memengaruhi pemilihan presiden 2016,” jelas jaksa.

Cohen juga menyebut ada tawaran rahasia Rusia kepada Trump, setahun sebelum pemilihan presiden 2016 lalu.

Cohen, yang kini bertindak membantu penyelidikan Rusia, menyebut ada seseorang asal Rusia yang mengajukan tawaran kepada Trump pada November 2015, untuk kerja sama politik.

“Cohen berbicara kepada orang yang dipercaya di Federasi Rusia, yang menawarkan kampanye sinergi politik dan sinergi pada tingkat pemerintah,” ujar penasihat khusus penyelidikan Rusia Robert Mueller dilansir dari AFP pada Sabtu (8/12).

Tawaran itu tak hanya datang satu kali. Menurut Mueller, orang tak dikenal tersebut bahkan mengusulkan pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan alasan pertemuan itu memiliki dampak fenomenal.

“Tidak hanya dalam politik namun juga bisnis,” terangnya.

TERKINI
Nurul Ghufron Tak Hadir, Dewas KPK Terpaksa Tunda Sidang Etik Komisi IV Dorong Pariwisata di NTT Harus Didukung Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Komisi IV: Taman Nasional Komodo Harus Dijaga Kelestariannya Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari