Akademisi: Hanya Orang Munafik yang Tak Mengakui Prestasi Menteri Amran

Selasa, 04/12/2018 19:16 WIB

Jakarta - Akademisi sekaligus pakar komunikasi politik, Tjipta Lesmana mengatakan sangat munafik jika masih ada yang tidak mengakui kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kamando Andi Amran Sulaman.

Itu disampaikan dalam Diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dengan tema "Outlook Agribisnis 2018 dan Proyeksi 2019" di  Gedung Pusat Informasi Angribisnis, Kementan, Jakarta, Selasa siang (4/12).

"Hanya orang munafik yang tidak mengakui prestasi Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman," tegas Tjipta Lesmana.

Pernyataan Tjipta itu didasarkan pada tiga poin yang menjadi tolak ukur mengapa putra Bone itu pantas disematkan sebagai menteri yang cukup berhasil.

1. Membabat Impor Beras

Dari dari tahun 2000 hingga 2015 atau selama 15 tahun Indonesia terus mengimpor beras. Selam priode itu sebanyak 15,39 juta ton beras dengan volume impor beras terbanyak pada 2011 dengan volume sebesar 2,75 ton, sedangkan volume terkecil pada 2005 sebesar 189.616 ton.

Pada 2016 hingga 2017, Kementan menyetop mengimpor beras, dan seharunya untuk 2018 tak perlu rekomendasi impor beras sebanyak 2 juta ton, sebab panen raya masih terus berlangsung.

"Pada periode lalu 2015, Indonesia pernah mengalami paceklik terpanjang sejarah pertanian, yaitu elnino. Tapi saat itu justru produksi kita meningkat," ungkap Tjipta.

"Saya jadi heran, kenapa saat musim membaik, justrus ada rekomendasi impor. Harga mahal impor, padahal setelah impor harga beras tak turun-turun. Ini kan ada samething wrong," katanya.

2. Memberantas Mafia Pangan

Sejak diambil alih Menteri Amran, sudah ada 782 kasus penyelewengan dalam sektor pangan. Sudah 409 kasus yang dijadikn tersangkanya. Hortikultura 21 kasus, pupuk 12 kasus, beras 66 kasus, ternak 27 kasus, sisanya kasus-kasus lainnya.

Sejumlah perusahaan sektor pangan di blacklist, segera menyusul 66 perusahaan lainnya. "Ini semua menurutnya hasil kerjasama Kementan dengan TNI Polri, dan merupakan terbaru dalam sejarak Kementan," katanya.

3. Deretan Penghargaan

Dua tahun berturut-turut, laporan keuangan Kementan mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2016 dan 2017. Kementan juga mendapatkan penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai kementerian anti gratifikasi pada 2017.

Pada 2006-2007 Kementan sempat mendapatkan opini disclaimer atau tidak menyatakan pendapat. Kemudian pada 2008-2012 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan 2013-2014 mendapatkan opini WTP Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Status WDP kembali didapatkan Kementan di tahun 2015.

TERKINI
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore