Hasil Pilpres Georgia Digugat

Senin, 03/12/2018 09:24 WIB

Tbilisi – Tak kurang dari 25.000 warga Georgia yang memenuhi Rustaveli Avenue, Tbilisi memprotes hasil pemilihan presiden (Pilpres) pada Minggu (2/12) kemarin, dan mendesak agar dilakukan jajak pendapat. Langkah ini ditempuh setelah para pengunjuk rasa menuding ada praktik jual-beli suara, dan ketidakberesan lainnya.

Guna meredam aksi, mantan presiden reformis dan pemimpin "Revolusi Mawar" 2003, Mikheil Saakashvili berbicara kepada kerumunan besar melalui video jarak jauh dari Amsterdam, tempat pengasingan di mana ia tinggal.

"Misha! Misha!" demikian teriakan pendukung untuk politisi berusia 50 tahun tersebut dilansir dari AFP pada Senin (3/12).

"Masa depan Georgia terlahir di alun-alun hari ini," kata Saakashvili, yang dituduh oleh pihak berwenang telah menyalahgunakan kekuasaan.

"Kami akan berjuang dengan damai tetapi kami tidak akan pernah menyerah," lanjutnya.

Pada Rabu sebelumnya, mantan diplomat Prancis Salome Zurabishvili terpilih sebagai presiden wanita pertama Georgia, mengalahkan seorang kandidat yang didukung oleh aliansi yang dipimpin oleh partai Saakashvili.

Zurabishvili mengatakan pemilihannya merupakan langkah maju bagi perempuan, dan bergerak lebih dekat ke Eropa.

Namun para pemimpin oposisi termasuk saingan Zurabishvili, Grigol Vashadze, menolak untuk menerima hasilnya, menunjuk pada contoh-contoh dugaan pembelian suara, intimidasi pemilih dan suara-suara di putaran kedua pemilihan.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih