Rabu, 28/11/2018 18:08 WIB
Jakarta - Saat ini tradisi mendongeng cenderung teralihkan dan tidak termasuk dalam aktivitas wajib sehari-hari. Hal ini karena kian padatnya kesibukan kantor dan paparan gadget yang begitu intens.
Para orang tua juga seringkali kurang optimal dalam mendongeng karena tidak percaya diri dan gagal menarik perhatian anak.
Fakta di atas dibenarkan oleh Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi. Menurutnya membaca dan mendongeng berkontribusi besar dalam perkembangan anak, karena dapat mengaktifkan pusat emosi di otak dan melatih fokus perhatian mereka.
"Selain itu bisa melatih anak berpikir secara terstruktur, menstimulasi kreativitas, mengenalkan macam emosi, dan proses identifikasi yang erat kaitannya dengan pembentukan pribadi positif ketika anak tumbuh dewasa," ucap Kak Seto di acara Kampanye Sentuhan Ibu Melalui Mendongeng di Jakarta, (28/11).
Fahri Sarankan PKS Pertimbangkan dengan Matang Keinginan Gabung ke Pemerintah
Komisi III Dukung Pembangunan Lapas di Babel: Solusi Overkapasitas Selain Restorative Justice
MUI DKI Jakarta Bakal Sikapi Perubahan Usai Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota
Senada dengan Kak Seto, Pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia Ariyo Zidni mengungkapkan jika dongeng atau cerita itu mudah, siapa saja bisa melakukan.
"Seperti yang dikatakan Kak Seto, dongeng manfaatnya luar biasa meski dilakukan secara biasa. Anggapan dongeng itu susah itu hanya kekhawatiran karena belum mau berusaha," imbuh Ariyo.
Dalam Komunitas Ayo Dongeng Indonesia sendiri terdiri dari orang-orang dengan profesi masing-masing tapi mendedikasikan dirinya untuk mendongeng.