Senin, 19/11/2018 20:20 WIB
Paris - Arab Saudi merupakan sekutu strategis Prancis. Wajar bila kasus pembunuhan Jamal Khashoggi menjadi tamparan, sekaligus membuat malu negara dimana Menara Eiffel berdiri.
"Kejadian ini mempermalukan Prancis," ujar Jean-Dominique Merchet, yang bekerja untuk harian L`Opinion, dilansir Andolu.
"Tidak diragukan lagi,Turki telah memberikan informasi ke Prancis. Keterangan dari Perdana Menteri Kanada (Justin Trudeau) bahwa dia sudah mendengarkan rekaman itu adalah bukti bahwa informasi tersebut sudah sampai ke tangan Prancis juga," sambungnya.
Lebih lanjut Merchet menjelaskan, motif di balik pernyataan Menteri Luar Negeri Pranci,s Jean-Yves Le Drian adalah untuk menjaga hubungan baik dengan Arab Saudi.
Hakim Ingatkan Trump soal Ancaman Penjara karena Langgar Perintah Pembungkaman
Kasus Subversi Pemilu Trump Terhenti, Permasalahan Hukum Sekutunya Meningkat
Trump Habiskan Banyak Uang untuk Biaya Hukum; Biden Pimpin Penggalangan Dana
Pekan lalu, Le Drian mengklaim, negaranya tidak memiliki rekaman, padahal Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, Ankara telah berbagi rekaman pembunuhan Khashoggi dengan beberapa negara, termasuk Prancis.
"Menlu Prancis sudah kelewatan. Dia harus tahu bagaimana seharusnya berbicara dengan seorang presiden," ujar Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, yang menuding Le Drian berbohong.
"Pembunuhan Khashoggi telah melemahkan posisi (Putra Mahkota Saudi) Mohammed bin Salman dan citranya di masyarakat internasional telah rusak," kata Merchet, menambahkan bahwa warga Saudi tidak menyadari betapa seriusnya masalah ini.
Jurnalis tersebut juga mengatakan bahwa untuk membuat kemajuan dalam kasus Khashoggi dan masalah Yaman, setiap orang harus memiliki pendapat yang sama di Eropa.Keyword : Jamal Khashoggi Arab Saudi Donald TrumpPrancis