Kamis, 15/11/2018 10:30 WIB
Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan memberikan hadiah hingga USD5 juta atau sekira Rp74 miliar bagi siapa pun yang mampu memberikan informasi terkait keberadaan wakil pemimpin Hamas Saleh Al-Arouri.
Al-Arouri yang sudah menjadi wakil kepala biro politik Hamas sejak 2017. Ia didakwa Israel karena mendirikan sayap bersenjata gerakan itu, Brigade Al-Qassam, dan ditahan selama 18 tahun di penjara penjajahan Israel.
Ia terakhir dibebaskan pada 2010 saat dideportasi ke ibukota Turki, Ankara. Pada tahun 2014, Israel menuduh Al-Arouri terlibat dalam penculikan terhadap tiga pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki.
"Keputusan melayani kepentingan Israel dan kebijakan rasis dan agresifnya terhadap rakyat Palestina. Ini juga mencerminkan bias Washington mendukung musuh (Israel)," kata Hamas.
Kasus Subversi Pemilu Trump Terhenti, Permasalahan Hukum Sekutunya Meningkat
Trump Habiskan Banyak Uang untuk Biaya Hukum; Biden Pimpin Penggalangan Dana
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
"Washington akan memberikan hadiah siapapun yang dapat memberikan informasi siapa saja yang merencanakan, melakukan, membantu, atau mencoba tindakan teroris internasional terhadap orang AS," kata departemen tersebut dilansir Memo.
Pengumuman itu lebih dikhususnya untuk informasi terkait keterlibatan Al-Arouri yang disebut berkolaborasi dengan Qasem Soleimani, kepala Korps Garda Revolusi Islam Iran dalam mendirikan Brigade Al-Qassam.
Pernyataan itu mencatat bahwa Harb telah memerintahkan dan mengawasi operasi militer Lebanon Hizbullah di wilayah Palestina dan di beberapa negara di seluruh Timur Tengah.
Tabtaba’i juga diklaim terlibat dalam upaya Hezballah yang lebih besar untuk memberikan pelatihan, materi, dan personel dalam mendukung kegiatan regionalnya yang tidak stabil.
Putra pemimpin Hizbullah Lebanon, putra Hasan Nasrallah, juga dinobatkan sebagai teroris oleh Gedung Putih. Jawad dituduh melakukan serangan terhadap Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Departemen itu juga memasukkan daftar Brigade Al-Mujahidin (AMB), yang dikatakan memiliki hubungan dengan kelompok Libanon dan telah merencanakan sejumlah serangan terhadap sasaran Israel dari pangkalan di Wilayah Palestina.
Keyword : Donald TrumpAmerika SerikatTeroris Hamas