Kelemahan IndonesiaLeaks Terkait Buku Merah

Selasa, 16/10/2018 09:10 WIB

Jakarta - Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (KPSK) Universitas Padjajaran, Muradi menunjukan keganjalan point publikasi yang dilakukan IndonesiaLeaks terkait Buku Merah yang menyebut Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerima aliran dana dari importir daging Basuki Hariman.

Pertama,  IndonesiaLeaks menutup mata bahwa temuan tersebut ada kaitannya dengan politik yang saat ini sedang terjadi.

"Apalagi dalam temukan Indonesialeaks langsung menunjuk hidung dan sebut nama. Tidak ada kata - kata diduga menerima atau sebagainya," kata Muradi saar dihubungi di Jakarta, Selasa (16/10).

Menurutnya, jika mengacu teori jurnalistik maka tidak boleh langsung menunjuk hidung dan sebut nama tanpa ada konfirmasi. Oleh karenanya temuan Indonesialeaks tersebut tidak bisa dijadikan pijakan sebuah laporan jurnalistik.

Apalagi hasil dari IndonesiaLeaks juga mendahului proses pengadilan dengan menebar opini dan menyebut Kapolri bersalah dalam kasus tersebut.

Ditambah juga IndonesiaLeaks sangat tendensius sehingga dipastikan dimanfaatkan atau digunakan untuk kepentingan politik oleh pihak - pihak tertentu.

"Proses investigasi memang tidak masalah dan bisa dikatakan sesuai jurnalistik yakni bagaimana mencari sumber berita. Tapi pemanfaatan dari hasil investigasi itu yang bisa dikaitkan dengan politik," jelasnya.

Lebih lanjut Muradi mengatakan, dalam kasus dugaan penyobekan barang bukti, Polri juga sudah memberikan hak jawab dengan menyatakan tidak ada penyobekan barang bukti.

Ketua KPK Agus Rahardjo juga menyatakan berdasarkan dari pemeriksaan rekaman CCTV (closed circuit television) tidak menemukan adanya perobekan seperti yang diungkap Indonesialeaks. Oleh karena itu IndonesiaLeaks harus menjelaskan secara transparan atas temuannya tersebut.

"Saya melihat ada upaya character assassination (pembunuhan karakter) dalam temuan IndonesiaLeaks karena dilakukan tanpa konfirmasi," jelasnya.

Anggota Indonesialeaks terdiri dari sejumlah LSM seperti ICW, LBH Pers, Change.org dan Auriga, dan sejumlah media nasional. Indonesialeaks baru-baru ini menurunkan laporan yang menyinggung buku merah milik orang dekat pengusaha impor daging sapi Basuki Hariman.

Buku bank bersampul merah atas nama Serang untuk Noor IR diduga dirusak oleh dua perwira aktif Polri yang pernah menjadi penyidik KPK, Komisaris Besar Roland dan Komisaris Harun. Nama-nama ini membantah terlibat perusakan buku merah tersebut.

Berdasarkan temuan Indonesialeaks, buku itu merupakan salah satu barang bukti kasus korupsi yang menjerat bos CV Sumber Laut Perkasa Basuki Hariman dan anak buahnya Ng Fenny. Kedua penyidik merobek 15 lembar catatan transaksi dalam buku itu. Keduanya diduga membubuhkan tip ex untuk menghapus sejumlah nama penerima uang dari perusahaan Basuki Hariman. Hal itu terekam dalam CCTV di Ruang Kolaborasi lantai 9 Gedung KPK pada 7 April 2017.

Polisi  membantah hasil investigasi Indonesialeaks terkait skandal perobekan buku merah tersebut. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan menjelaskan buku merah itu hanya sebagai buku catatan perusahaan direksi dan tidak termasuk sebagai jurnal pemeriksaan.

TERKINI
Masih Seksi di Usia 61 Tahun, Demi Moore Dipuji Putrinya Rumer Wilis Perselisihan Hukum antara Jamie Spears dan Britney Spears Terus Berlanjut Presiden Joe Biden Beri Penghargaan Bergengsi untuk Michelle Yeoh Jewel Tampilkan Karya Seni dalam Balutan Gaun Perak Iris van Herpen