Amerika Dianggap Negara "Pemeras" Politik Terkait Palestina

Selasa, 11/09/2018 18:50 WIB

Ramallah  - Penutupan kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington,  tidak  akan mengubah sikap dan loyalitas negaranya untuk  melindungi tempat suci umat Muslim dan Kristen, serta perjanjian internasional.

"Melindungi Yerusalem dan hak-hak rakyat Palestina lebih penting dari pada menjaga hubungan dengan AS," ujar Juru Bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina.

Anggota Senior PLO Hanan Ashrawi dalam pernyataan tertulisnya menyebut keputusan AS tak dapat diterima dan merupakan "pemerasan politik".

"Pemerintah AS menghukum rakyat Palestina yang menjadi korban penjajahan tentara Israel yang tak berahlak melakukan pemerasan secara kejam,” tutur Ashrawi.

Ashrawi menekankan bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah menyerah.

Dia mengajak masyarakat internasional untuk mengambil peran dalam melindungi hukum internasional.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, mengumumkan dalam sebuah pernyataan tertulis hari ini bahwa negaranya menutup kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington. (AA)

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu