Minggu, 05/08/2018 10:05 WIB
Singapura – Pertemuan menteri luar negeri Asia di Singapura pada Sabtu (4/8) kemarin, mendesak penyelesaian perang dagang Amerika Serikat versus China, yang berdampak pada perdagangan global.
Kepada awak media, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan, perang dagang kedua negara adidaya itu merupakan ancaman nyata bagi negara-negara Asia.
“Ancaman itu membuat banyak negara sangat prihatin, dan menjadi lebih kompleks,” kata Saifuddin, pada Minggu (5/8).
Dilansir dari AFP, para diplomat Asia lainnya dalam forum yang digelar oleh negara-negara ASEAN juga berbicara soal proteksionisme perdagangan, memperingatkan bahwa pembangunan ekonomi di kawasan tersebut berada dalam bahaya.
Hoaks! Laga Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan di Piala Asia U23 Diulang Besok
Pengamat: Jangan Salah Kelola, Indonesia Telah Miliki Generasi Emas Sepakbola
Kuartal I 2024, BCA Bukukan Laba Rp12,9 Triliun
"Meningkatnya anti-globalisasi dan proteksionisme perdagangan di antara negara-negara besar memicu ketegangan dan mengancam aspirasi kami untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Kang Kyung-wha.
Negara-negara di kawasan Asia, kata Kyung-wha, “harus mengeksplorasi cara-cara kreatif untuk lebih memperdalam dan memperluas kerja sama kami dalam menghadapi tantangan tersebut.”
Hasil dari pertemuan tersebut, beberapa menteri berencana mendirikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), sebuah pakta 16 negara yang siap untuk menggelar perdagangan bebas terbesar di dunia.
Kesepakatan RCEP rencananya akan menggaet 10 negara ASEAN ditambah Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Keyword : Asia ASEAN Perang Dagang