Ajakan Trump Bertemu Tanpa Prasyarat dengan Iran Dipertanyakan

Rabu, 01/08/2018 09:39 WIB

Tehran - Pernyataan mengejutkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang "kebelet" ingin bertemu dengan kepemimpinan Iran tanpa syarat, tak sepenuhanya dipercaya Teheran.

Pada Senin (30/7), seminggu setelah mengancam Iran dan hampir tiga bulan secara unilateral keluar dari kesepakatan nuklir 2015, Trump menawarkan untuk bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk membahas hubungan kedua negara itu.

Menanggapi itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi mengatakan, tawaran Trump bertentangan dengan tindakannya, yang ingin menjatuhkan sanksi dan mendesak negara lain berhenti berbisnis dengan Iran.

"Sanksi dan tekanan adalah bertolak belakang dengan dialog," tegas Qasemi, dilansir Fars.

"Bagaimana Trump membuktikan kepada bangsa Iran, bahwa keinginannya itu mencerminkan niat tulus untuk bernegosiasi dan belum mencerminkan untuk keuntungan populis," tambahnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Parlemen Iran, Ali Motahari, mengatakan negosiasi akan menjadi penghinaan setelah Trump secara sepihak menarik Amerika dari pakta nuklir 2015.

"Jika Trump tidak menarik diri dari kesepakatan nuklir dan tidak memberlakukan sanksi  baru terhadap Iran, tidak akan ada masalah Iran melakukan negosiasi dengan Amerika," katanya kepada kantor berita IRNA.

Berbeda dengan, Ali Akbar Nategh Nouri, seorang ulama senior dan anggota dari Dewan Kebijaksanaan yang berpengaruh, mengatakan tawaran Trump tidak boleh ditolak mentah-mentah.

Ia mengatakan, "kita harus merenungkan gerakan itu, tetapi juga kita tidak boleh bersukacita atas tawaran ini dan tidak bersemangat."

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?