Diskusi Flm Sampai Kisah Cinta di Zaman Belanda

Senin, 16/07/2018 11:19 WIB

Jakarta- Sebuah film yang menggambarkan cinta di era penjajahan Belanda, akan segara hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sebelum tayang serentak di seluruh bioskop Tanah Air pada 26 Juli mendatang, Rumah Produksi Xela Pictures menggelar talk show bertajuk "Historia Cinta Stadhuis Schandaal". Diskusi bersama praktisi film dan juga wartawan itu mengupas kisah skandal asmara pada zaman Belanda (Penjajahan). Kejadian tersebut difilmkan oleh sutradara Adisurya Abdi dalam film berjudul “Sara & Fei : Stadhuis Schandaal”.

Maman Suherman hadir sebagai moderator diskusi di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail Jakarta, yang berlangsung pada Jumat, 13 Juli 2018 lalu. Narasumber yang hadir adalah Remy Silado (Praktisi Film), sutradara Adisurya Abdi, produser Omar Jusma, music director Areng Widodo, dan seorang Youtuber bernama Indy. Hadir juga seluruh pemain film tersebut yang isinya wajah baru menyegarkan.

Seperti diketahui bersama, “Sara & Fei: Stadhuis Schandaal” menjadi film terbaru atau bisa dibilang kembalinya Adisurya setelah 14 tahun menghilang.
"Tentu berbeda proses produksi di zaman saya dulu dengan zaman sekarang. Saya sendiri  pernah rasakan bagaimana bikin film di era seluloid dan sekarang ingin belajar lagi di era digital. Bisa dibilang ini kembalinya saya dengan “rasa baru” yang jelas berbeda dari yang lalu. Terutama proses produksinya,” tukas Adisurya Abdi.," jelas Adisurya Abdy.

Sutradara senior ini mengatakan, dengan proses pembuatan film yang berbeda dari masa lalu dengan sekarang, sepengetahuan dirinya sudah tidak ada lagi sutradara atau teman sineas di zamannya yang saat ini membuat film lagi.

"Mesti ada penyesuaian antara proses pembuatan dulu dan sekarang. Dan saya sendiri belum berani membuat film di luar genre drama, komedi masih okelah,” tutur Adisurya.

Film terbarunya ini (Sara & Fei: Stadhuis Schandaal) akan tayang di bioskop 26 Juli 2018. Dilatarbelakangi kisah cinta zaman Belanda yang terbawa hingga hari ini. Untuk itu dihadirkan dua setting: masa lalu dan masa kini, di Stadhuis, atau yang kini dikenal dengan Museum Fatahilah.
Produser Xela Pictures, Omar Jusma mengatakan dengan digelarnya acara talk show sebelum tayang di bioskop agar masyarakat khususnya generasi milenial tahu tentang cerita film yang bersetting sejarah ini.

"Saya mengharapkan generasi tahu akan cerita film ini, tentang cinta dan sejarah. Intinya film ini adalah hiburan yang bersetting sejarah. Tetap menampilkan cerita cinta anak muda, dengan segala romantikanya. Sehingga perlu ditonton oleh generasi milenial," harap Omar Jusma.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios