Jum'at, 13/07/2018 10:30 WIB
London – Piala Dunia Atletik perdana akan dipentaskan di London, Inggris pada akhir pekan ini. Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF) dan panitia penyelenggara berharap ada waktu yang tepat, agar tidak bentrok dengan acara olahraga lainnya.
Presiden IAAF menyatakan, kompetisi ini layak menjadi perhatian dunia, sebab dirancang untuk menyediakan aksi non-stop.
Akan ada delapan negara yang bersaing, yakni Inggris, Amerika Serikat, Jamaika, Afrika Selatan, China, Jerman, Prancis, dan Polandia, dengan total hadiah mencapai US$2 juta.
“Setiap acara akan diisi oleh atlet tingkat dan tinggi dan kompetisi yang ketat,” ujar penembak asal AS, Darrell Hill dilansir dari AFP pada Jumat (13/7).
SEA Games Kamboja, Lempar Lembing Sumbang Emas ke-21 Indonesia
Kejurnas Atletik 2022 jadi Momentum Kebangkitan Cabang Olahraga Atletik
Jamaika Sapu Bersih Podium 100 Meter Putri
“Kompetisi ini mungkin tidak terlalu panjang dan berlarut-larut. Itu format terbaik dan tidak berlebihan,” imbuhnya.
Beberapa pihak menyayangkan pemilihan waktu kompetisi Piala Dunia Atletik. Sebab di saat bersamaan ada final Piala Dunia 2018, dan dekat dengan hari penutupan turnamen tenis Wimbledon yang sedari awal sudah menyedot perhatian warga.
Piala Dunia Atletik semakin dirasa kurang meriah dengan absennya tiga atlet top dunia di lari 100 meter, yakni pelari Amerika Noah Lyles, Ronny Baker-Michael Rodgers, dan pelari favorit Inggris Dina Asher-Laura Muir.
Sementara Jerman dan China menurunkan tim yang lemah, sederet sponsor yang melibatkan sejumlah perusahaan sepatu juga menghapus beberapa pesaing potensial.