Rial Anjlok, Khamenei Ancam Adili Penggangu Iran

Kamis, 28/06/2018 05:47 WIB

Tehran - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengancam tindakan hukum bagi mereka yang mengganggu keamanan ekonomi menyusul protes karena keruntuhan rial.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs resminya, Khamenei mengatakan kepada petugas pengadilan bahwa sementara "atmosfer untuk pekerjaan, hidup dan kehidupan masyarakat harus aman. Pengadilan harus menghadapi mereka yang mengganggu keamanan ekonomi."

Pada Senin minggu ini, ribuan pedagang di Grand Bazaar ibukota Iran mogok kerja sebagai langka atas jatuhnya rial di pasar valuta asing. Penurunan nilai rial tentu berdampak pada naiknya harga barang-barang impor dan mendorong naiknya tingkat inflasi.

Mata uang Iran  jatuh hampir 50 persen dalam nilai dalam enam bulan terakhir, dengan dolar Amerika Serikat (AS) sekarang diperdagangkan di sekitar 78.500 di pasar gelap.

Di tempat lain, Presiden Iran, Hassan Rouhani  mengatakan pendapatan pemerintah tidak menyusut dan jatuhnya mata uang Iran hanya propaganda media asing.

"Bahkan dalam keadaan terburuk, saya berjanji, kebutuhan dasar Iran akan disediakan. Kami memiliki cukup gula, gandum dan minyak goreng. Kami memiliki cukup mata uang asing untuk disuntikkan ke pasar," kata Rouhani dalam pidatonya.

Sekitar 1.300 produk impor akan diambil dari rak-rak karena pemerintah ingin menerapkan rencana baru untuk mengendalikan kenaikan harga dan mempersiapkan ekonomi untuk gelombang baru sanksi AS.

"Keputusan pemerintah untuk melarang impor beberapa barang ke negara itu dengan tujuan melindungi barang-barang Iran adalah peluang yang sangat besar bagi produsen domestik," kata Rouhani seperti dikutip media pemerintah.

Pemerintahan Presiden Rouhani  mendapat tekanan yang cukup besar dengan 187 perwakilan dari parlemen Iran  mengeluarkan surat yang meminta agar presiden mengubah tim ekonomi dalam pemerintahannya.

Kepala kehakiman Iran, Ayatollah Sadeq Larijani memperingatkan bahwa dalang di balik jatuhnya rial akan menghadapi hukuman mati dan hingga 20 tahun penjara.

"Musuh sekarang berusaha mengganggu ekonomi kita melalui operasi psikologis. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa mencoba untuk menutup Bazaar, tetapi rencana mereka digagalkan oleh polisi," kata Sadeq seperti dikutip oleh kantor berita Fars.

Jaksa penuntut Teheran Abbas Jafari-Dolatabadi mengatakan beberapa pengunjuk rasa di dekat bazaar ditangkap pada Senin dan tidak akan dibebaskan sebelum pergi ke pengadilan.

Keyword : Iran ekonomi

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios