Rabu, 20/06/2018 08:01 WIB
Jakarta - Perusahaan kopi ternama, Starbucks mengumumkan pada Selasa bahwa mereka berencana untuk menutup 150 toko berkinerja buruk di tahun fiskal 2019.
Perusahaan akan melipat-tigakan rata-rata tahunan tradisionalnya dengan menutup sekitar 50 toko sebagai bagian dari upaya perampingan termasuk dengan cepat mengoptimalkan portofolio toko Amerika Serikatnya.
"Sementara permintaan cabang tertentu bersifat sementara, dan beberapa peningkatan biaya kami adalah investasi yang sesuai untuk masa depan, kinerja kami baru-baru ini tidak mencerminkan potensi merek luar biasa kami dan tidak dapat diterima," kata Presiden dan CEO Starbucks Kevin Johnson.
Pada bulan Juli 2017, Starbucks menutup semua 379 lokasi Teavana setelah toko kopi menunjukkan penjualan yang buruk dan sedikit harapan untuk meningkat.
Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California
Pejabat Sebut Pasukan Rusia Masuki Pangkalan Militer AS di Niger
Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat
"Sepanjang tahun lalu kami telah mengambil beberapa tindakan untuk merampingkan perusahaan, memposisikan kami untuk meningkatkan kelincahan inovasi kami sebagai sebuah organisasi dan meningkatkan fokus pada penggerak nilai inti kami yang berfungsi sebagai landasan untuk mempercepat kembali pertumbuhan dan menciptakan nilai pemegang saham jangka panjang ," kata Johnson.
Starbucks juga mengatakan kepada investor bahwa mereka mengharapkan penjualan toko yang sama tumbuh 1 persen secara global pada kuartal ketiga 2018.