Kamis, 17/05/2018 14:33 WIB
Washington - Komite Intelijen Senat Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Partai Republik mendukung temuan lembaga intelijen, yang menyatakan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan umum (pemilu) 2017 silam.
Rusia dituding membantu pemenangan Donald Trump, dan sebaliknya melakukan berbagai upaya untuk menjatuhkan rival Trump, Hillary Clinton.
"Saya tidak menentang fakta bahwa Rusia sudah melakukan intervensi besar-besaran dalam pemilihan kami, guna membantu Trump dan mencederai Hillary Clinton," kata pemimpin komite Partai Demokrat Mark Warner dari Virginia.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Komite Senator Richard Burr. Dia menyebut laporan lengkap intelijen soal Rusia tak terbantahkan lagi.
Pasukan Ukraina di Dekat Chasiv Yar yang Terkepung Disebut Sangat Membutuhkan Amunisi
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Ukraina Mundur dari Tiga Desa di Timur, Zelenskiy Memohon Bantuan Senjata
"Staf komite sudah menghabiskan waktu 14 bulan untuk meninjau sumber, pekerjaan dagang, pekerjaan analitik, dan kami tidak punya alasan untuk membantah kesimpulan tersebut," ujar Burr dilansir dari Politico.
"Tidak ada keraguan bahwa Rusia melakukan upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengganggu pemilu 2016 kami," imbuhnya.
Diketahui, intelijen mengeluarkan pernyataan soal keterlibatan Rusia dalam pemenangan Trump, beberapa minggu sebelum Trump dilantik pada Januari 2017 silam. Kampanye yang dilakukan Rusia dinilai telah merusak kepercayaan publik dalam demokrasi AS, serta menjatuhkan elektabilitas Clinton.
Sementara dalam beberapa kesempatan Trump membantah tudingan itu, sekaligus menegaskan bahwa soal keterlibatan Rusia terkesan mengada-ada.
Keyword : Amerika Serikat Rusia Donald Trump Hillary Clinton