Ribuan Ekonom Peringatkan Trump Soal Proteksionisme Perdagangan

Jum'at, 04/05/2018 18:14 WIB

Washington - Lebih dari 1.100 ekonom pada Kamis (3/5) memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Kongres AS, supaya tidak mengulangi kesalahan yang dibuat pada 1930-an, dengan mengadopsi kebijakan proteksionisme perdagangan.

Para ekonom, termasuk 14 pemenang hadiah Nobel dan mantan penasihat ekonomi mantan presiden AS sebelumnya, mengirim surat kepada Trump dan Kongres untuk mendesak mereka mundur dari ancaman-ancaman tarif, dengan alasan bahwa tindakan serupa yang diambil oleh Kongres pada 1930-an menenggelamkan ekonomi AS ke dalam Depresi Besar.

"Kongres tidak mengambil saran para ahli ekonomi pada 1930, dan warga Amerika di seluruh negeri menanggung akibat buruknya," kata surat itu, mengacu pada sejarah bahwa 1.028 ekonom mendesak Kongres, juga dalam sebuah surat, untuk menolak proteksionisme Smoot-Hawley Tariff Act di 1930.

"Hari ini, warga Amerika menghadapi sejumlah aktivitas proteksionis baru, termasuk ancaman untuk menarik diri dari perjanjian perdagangan, salah jalan menyerukan tarif baru dalam menanggapi ketidakseimbangan perdagangan, dan pengenaan tarif pada mesin cuci, komponen surya, dan bahkan baja serta aluminium yang digunakan oleh manufaktur-manufaktur AS," kata surat itu.

"Para ekonom dan guru ekonomi yang bertanda tangan di bawah ini sangat mendesak Anda untuk tidak mengulangi kesalahan itu," imbuhnya.

Surat tersebut mengutip bagian dari surat 1930 yang mengatakan, "mereka (tugas pelindung) akan beroperasi, secara umum, meningkatkan harga yang harus dibayar konsumen-konsumen domestik. Tingkat perlindungan yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya hidup dan merugikan mayoritas besar warga negara kita.”

Diketahui, pemerintahan Trump telah menarik diri keluar dari kemitraan Trans-Pasifik, dan menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan Kanada dan Meksiko.

Trump telah memberlakukan tarif tambahan pada impor baja dan aluminium dengan mengutip apa yang disebut "risiko keamanan nasional" dan mengancam akan memberlakukan tarif tambahan pada sekitar 150 miliar dolar AS impor dari Tiongkok.

Komunitas bisnis di Amerika Serikat telah lama mendesak pemerintah untuk menyelesaikan sengketa perdagangan melalui kerangka multilateral daripada memaksakan tarif tinggi.

Thomas Donohue, presiden dan CEO Kamar Dagang AS, salah satu kelompok lobi bisnis terbesar di Washington, baru-baru ini mengatakan bahwa tarif yang tersembunyi, pajak regresif yang harus dibayar oleh bisnis dan konsumen AS dalam bentuk harga produk yang lebih tinggi.

Dia mendesak pemerintah AS untuk menyelesaikan sengketa perdagangan tanpa menimbulkan kerusakan tambahan pada bisnis dan konsumen. (Ant)

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya