Pemerintah Tak Serius Melindungi Hak Perempuan Buruh

Senin, 30/04/2018 22:19 WIB

Jakarta - Memeringati Hari Buruh Internasional, Solidaritas Perempuan sebagai salah satu organisasi yang memperjuangkan hak-hak dan keadilan khususnya perempuan buruh kembali menyampaikan pandangan dan tuntutannya pada Negara dalam memberikan pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak bagi perempuan buruh.

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan (SP) Puspa Dewy mengungkapkan jika 3 tahun pemerintah Jokowi-JK belum memperlihatkan keseriusannya dalam melindungi hak perempuan buruh. Bahkan pengakuan negara terhadap perempuan buruh nelayan atau perempuan pekerja rumah tangga juga belum terjadi.

"Pengalaman kami selama lebih dari 27 tahun bekerja bersama perempuan akar rumput menunjukkan fakta bahwa kerentanan perempuan buruh tidak terlepas dari faktor pemiskinan akibat sistem Negara dan non Negara yang mengakibatkan hilangnya sumber kehidupan perempuan," ujar Puspa di Jakarta, Senin (30/4).

Masifnya pembangunan yang berorientasi pada agenda politik ekonomi global dan infrastruktur mengakibatkan banyak sumber-sumber kehidupan rakyat yang terampas oleh Negara.

“Tanah dan sumber kehidupan perempuan dirampas, hingga mereka menjadi buruh di tanah sendiri, bahkan menjadi pekerja rumah tangga di luar negeri,” lanjut Puspa.

Mayoritas perempuan bahkan bekerja di sektor yang sangat rentan terhadap kekerasan, seperti pekerja rumah tangga, buruh tani, buruh perkebunan, dan buruh nelayan. Pemiskinan struktural telah berdampak berlapis bagi perempuan buruh.

Perempuan buruh masih menghadapi diskriminasi dan ketidakadilan akibat konstruksi sosial dan budaya patriarki yang terus menguat hingga saat ini.

Perempuan buruh selama ini masih belum diakui sebagai pekerja oleh Negara, sehingga perlindungan dan pemenuhan haknya sebagai perempuan buruh juga masih lemah.

"Solidaritas Perempuan mengambil langkah-langkah nyata untuk mengakui, melindungi dan memenuhi hak perempuan buruh, dengan menghapus kebijakan dan program/proyek yang diskriminatif dan memperparah situasi perempuan buruh," tegas Puspa.

TERKINI
Sahroni Apresiasi Polda Metro Ungkap Mayat dalam Koper: Hukum Maksimal Pelaku PME 2024, OCBC NISP Hadirkan David Foster, Josh Groban, hingga Afgan Jokowi Kumpulkan Menteri di Istana, Bahas Relokasi Warga Gunung Ruang Bertepatan Hari Pers Internasional, 57 Pemimpin Redaksi Deklarasi ICEC