Kemendes PDTT Ajak Masyarakat Daerah Tertinggal Garap Pasar Digital

Senin, 23/04/2018 19:05 WIB

Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengajak masyarakat di daerah tertinggal untuk menggarap pasar digital dalam menjual produk-produk mereka. Langkah ini ditempuh karena potensi pasar digital di Indonesia sangat besar dan sangat mudah diakses oleh warga di daerah tertinggal.

Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Samsul Widodo mengatakan, potensi produk unggulan di daerah tertinggal sesungguhnya cukup besar, seperti potensi pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.
Namun, hingga saat ini masih terkendala masalah pemasaran produk agar dapat diterima dengan baik oleh pasar. Karena itu diperlukan sebuah terobosan agar produk unggulan di perdesaan tersebut bisa dibawa ke pasar nasional bahkan internasional.

Percepatan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat di daerah tertinggal tidak dapat dilakukan dengan cara biasa. Untuk itu, diperlukan sebuah terobosan melalui implementasi teknologi dan inovasi, termasuk untuk membuka jaringan pemasaran di daerah teringgal.

Dalam konteks itulah, Kemdes menggandeng XL Axiata dan Blanja.com untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat di daerah tertinggal agar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dalam memasarkan produk mereka melalui jaringan online dengan memanfaatkan market place e-commerce.

Samsul menjelaskan, saat ini sebanyak 143,26 juta jiwa, atau 54,68 % dari 262 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Pada Januari 2018, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 130 juta akun sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara pengguna Facebook terbesar keempat di dunia. Sebesar 97 % di antaranya merupakan pengguna Facebook yang aktif melalui smartphone.

“Artinya, Indonesia merupakan pasar besar untuk menjadi sasaran pemasaran hasil produk unggulan daerah secara online, termasuk produk unggulan di daerah tertinggal. Karena itu, melalui pengembangan digital ekonomi, masyarakat di daerah tertinggal dapat langsung berjualan secara online. Hal ini akan membuka jaringan antara desa-desa di daerah tertinggal dengan kota-kota pusat pertumbuhan melalui teknologi informasi.” Katanya.

TERKINI
Luhut Tegaskan Tanpa Nikel RI Pasar Mobil Listrik Amerika Terpuruk KPK: Kuasa Hukum Gus Muhdlor Kirim Surat Penundaan Pemeriksaan DPR Dukung Rencana Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 miliar