Cak Imin: Jadi Politisi Tak Bisa Serta Merta

Kamis, 19/04/2018 14:30 WIB

Jakarta - Kamis (19/4) ratusan santri mengunjungi Komplek MPR/DPR/DPD, Jakarta. Kedatangan para santri ke komplek parlemen itu untuk belajar proses politik yang terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Kedatangan mereka langsung disambut oleh Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar dan Ketua Fraksi PKB di MPR Djazilul Fawaid.

"Ini merupakan bagian dari pendidikan politik," ujar Muhaimin saat menerima para santri di Gedung Komisi V, Gedung Nusantara. Dikatakan, pendidikan politik ada yang formal, ada pula yang non formal.

Dalam acara yang diberi tema Parlemen Santri Angkatan V itu, Muhaimin menyebut kegiatan itu sebagai pendidikan politik formal.  "Acara ini untuk mengajak santri mengenal dan mengerti politik," ujarnya.

Menurut mantan Ketua Umum PBPMII itu, politik adalah representasi dan artikulasi yang berkembang di masyarakat yang selanjutnya diambil menjadi sebuah keputusan.

Sementara untuk menjadi politisi, menurut Muhaimin, seseorang tak bisa serta merta. Ia harus mengikuti proses pendidikan dan pengabdian di masyarakat.

"Seperti dalam video yang diputar tadi, saya sejak muda mengikuti berbagai organisasi dan jejang pendidikan yang ada, baik yang bernuansa agama maupun kebangsaan," ujarnya. Bila seseorang intensif dalam proses pendidikan politik di masyarakat maka ia akan menjadi politisi yang handal dan tangguh.

Sebagai bagian dari kalangan Nadhliyin, dalam kesempatan tersebut Muhaimin menceritakan tokoh-tokoh NU ikut meletakan dasar-dasar negara Indonesia. Dari sinilah Muhaimin menyebut Islam tak terpisahkan dalam masalah kebangsaan dan kenegaraan. "Antara agama dan negara satu tak bisa dipisahkan," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Djazilul mengatakan kedatangan para santri ke Komplek Parlemen untuk melihat bagaimana proses undang-undang dibuat. Kehadiran mereka menurut Djazilul memberi semangat agar mereka menjadi wakil rakyat.

"Banyak politisi dari kalangan santri," ungkapnya.

"Kalian beruntung sudah bisa ke komplek parlemen. Seusia kalian saya malah belum pernah ke sini," paparnya dengan tersenyum.

Pendidikan politik bagi generasi muda menurut Djazilul sangat penting sebab dalam Pemilu yang akan datang, 48 persen pemilih adalah anak-anak muda.

"Untuk itu anak muda perlu belajar politik," ujarnya.

TERKINI
KPU Tak Hadir Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Ngamuk Aksi Demo Mahasiswa di AS Tanda Kesadaran Global Israel Negara Penjajah Nurul Ghufron Tak Hadir, Dewas KPK Terpaksa Tunda Sidang Etik Komisi IV Dorong Pariwisata di NTT Harus Didukung Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan