Cak Imin: Politik Bukan Sarana Adu Jago

Sabtu, 14/04/2018 06:41 WIB

Yogyakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Muhaimin Iskandar mengungkapkan bahwa di media sosial akhir-akhr ini terjadi silang pendapat yang membuat masyarakat terbelah dan berhadap-hadapan. Bukan hanya itu, tapi membuat ruang publik menjadi pengap.

Demikian itu disampaikan saat Sosialisasi Empat Pilar di Angkringan Pendopo Dalem, Jogjakarta, Jumat (13/4) malam.

Situasi yang demikian, menurut alumni pria yang disapa Cak Imin itu, diakibatkan politik yang tidak semestinya. Politik dianggap sebagai segala-galanya sehingga menjadi kering dan penuh amarah. Bagi Muhaimin, politik seharusnya penuh gagasan bukan menjadi sarana adu jago.

Menghadapai situasi yang demikian, mantan Ketua Umum PBPMII itu mengajak semua untuk berani keluar dari ruang pengap.

"Mari kita saling berpegang tangan mendudukan makna politik yang sesungguhnya, yakni politik kebangsaan," paparnya.

Ia menegaskan bahwa negeri ini adalah milik semua tanpa harus mengeliminasi salah satu pihak. Untuk itu bila ada yang menjadikan politik sebagai panglima maka harus diganti budaya sebagai panglima. "Budaya harus menjadi landasan berpikir untuk mengembalikan kedaulatan rakyat," ujar pria asal Jombang, Jawa Timur, itu.

Diungkapkan bangsa dan negara ini masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Nilai-nilai luhur bangsa, disebut mulai ditinggalkan. Dicontohkan demokrasi yang seharusnya permusyawarahan diganti dengan digantungkan pada elektabilitas sehingga orang yang memiliki elektabilitas tinggi akan menjadi pemimpin.

"Pemimpin yang terpilih itu cerminan dari masyarakat," ungkapnya.

"Hal demikian karena politik elektabilitas," tambahnya.

Muhaimin melihat fakta bahwa Pilkada yang ada sudah sangat liberal. "Yang punya uang yang menang," ungkapnya. Untuk itu dirinya mengajak mengevaluasi nilai-nilai yang tak sesuai dengan Empat Pilar.

Untuk menciptakan situasi politik yang sehat, dirinya menyebut harus ada pembenahan aturan Pemilu dan pendidikan politik bagi masyarakat.

"Orang-orang yang baik harus kita ajak masuk dalam politik," paparnya. "Kita optimis ke depan masyarakat akan memilih pemimpin yang baik," tegasnya.

Untuk diketahui, dalam sosialisasi tersebut berbagai pentas seni dan budaya seperti pembacaan puisi, stand up comedy, musik jazz, regae, pop, dan wayang hip hop disuguhkan kepada masyarakat. Pertunjukan itu didukung oleh Fajar Nugros, Erros Djarot, Moamar Emka, Syaharani, serta seniman dan budayawan Kota Yogyakarta.

TERKINI
KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu KPU Siap Hadapi 297 Perkara PHPU Pileg 2024 Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini