Startup Milenial Ini Wadahi Kelompok Tenaga Kerja Indonesia

Jum'at, 13/04/2018 13:23 WIB

Jakarta - Digital Culture Syndicate: Generasi milenial berperan penting sebagai penggerak perubahan di tengah kompetisi global yang sangat cepat. Prioritas Pemerintahan Joko Widodo -Jusuf Kalla telah mulai menyasar pembangunan sumber daya manusia (SDM) agar tak tertinggal dari negara negara lain dan ini layak diapresiasi.

"Pemerintah memberi ruang bagi anak muda untuk ‎mengambil lebih banyak peluang. Namun dalam jangka panjang sangat penting untuk memastikan Indonesia melesat sebagai negara maju dan lolos dari jebakan middle income country di tahun 2030," jelas Mickael B. Hoelman, Co-Founder Digital Culture Syndicate dalam diskusi bertajuk Generasi Milenial; Posisi, Partisipasi & Kontribusi Dalam Agenda Pembangunan Ala Nawacita di Jakarta, Kamis (12/4).

CEO Bahaso Tyofan A Widagdo menilai kemajuan teknologi saat ini tidak hanya milik generasi milenial, tapi juga kelompok lain seperti misalnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dia menuturkan bahwa Bahaso yang dipimpinnya memberi manfaat tidak hanya kelompok milenial di indonesia.

“Banyak pengguna dari kalangan tenaga kerja indonesia seperti di Dubai dan Malaysia. Mereka sekarang mengambil kursus online lewat bahaso," Ujar Tyofan.

Pemerintah Jokowi saat ini juga dinilainya sangat mendukung inovasi yang lahir dari generasi milenial. “Pemerintah mendorong terutama perubahan cara pandang bahwa generasi muda bisa sangat kontributif pada pembangunan.” Ujar Tyofan.

Pemerintah punya banyak program yang bisa menstimulasi generasi milenial. “Ini jelas proses dan hasilnya tidak instan. Tapi saya percaya sepeluh tahun ke depan akan ada perubahan yang signifikan”, pungkas Tyofan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur INFID Sugeng Bahagijo menuturkan, pengembangan SDM harus jadi program yang diutamakan. Seluruh Kementerian semestinya berlomba lomba dalam programnya untuk SDM.

"SDM tidak boleh dianaktirikan atau miskin anggaran. Pembangunan milenial bukan fiksi tapi tantangan nyata mengingat kontribusi besar mereka pada pembangunan Indonesia masa depan. " ‎ujarnya.

Dia memaparkan, ada empat alasan kenapa SDM jadi prioritas, pertama dana pendidikan belum mengarah ke tujuan bekerja, bukan untuk terdidik. Kedua, labour productivity Indonesia masih rendah.

Ketiga Indonesia mengalami skill shortages dan miss match. Banyak lapangan pekerjaan tidak terisi hanya karena masalah tersebut.
 
McKinsey sudah meproyeksikan kekurangan tenaga kerja kita pertahun 2-3 juta hingga 2030. Keempat, SDM mengakselerasi Sosial Mobility, menghindari jebakan middle income countries.

"Semuanya semestinya berkontribusi terutama sektor industri, karena mereka juga yang pertama menikmati bonus demografi dan boosting economic growth,"‎ ucap Sugeng.

Dia menambahkan, persoalan generasi milenial seharus menjadi pokok program pemerintah, bukan masalah hutang dan lainnya.

"Masalah infrastruktur tetap harus jalan karena ini masalah sehari-hari.‎ Namun masalah SDM adalah soal masa depan, tanpa itu politik akan tidak berakar pada kebutuhan dan aspirasi warga negara, terutama pemuda sebagai lapisan terbesar dalam masyarakat. Jokowi sangat aware mengenai masalah ini," kata dia.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya