Kamis, 05/04/2018 16:27 WIB
Bojonegoro - Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkejut mendengan kabar dr Terawan di berhentikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sesuai rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Ia mendorong semua pihak yang terkait duduk bersama menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dr Terawan sendiri diberhentikan karena menggunakan diagnostik Digital Substraction Angiography (DSA) yang belum termasuk mainstream treatment yang dikenal baik di dunia kedokteran, teruamta di Indonesia.
"Menurut saya, itu tidak lantas disebut melanggar kode etik, jika itu yang dipersoalkan. Kecuali jika ada yang lain," kata SBY dalam video pernyataan yang diterima redaksi, Kamis (5/4).
Ia juga mengatakan, IDI juga tidak boleh serta merta memberhentikan lantaran metodologinya itu dianggap belum sah.
PAN Sambut Baik Silaturahmi Prabowo dan SBY
PAN Sambut Baik Silaturahmi Prabowo dan SBY
Viral Momen Prabowo Mundur Selangkah Tak Ingin Belakangi SBY
"Saya bukan dokter, tetap tidakkah ilmu, pengetahuan (science) berangkat dari common sense, dari akal sehat. Mungki belum dikenal saat ini, tetapi pada saat lain akan dikenal dan diakui sebagai satu metologi yang sahi. Dan kemudian kalau ada istilah evidence based, itu juga harus ditelaah dengan baik, maknanya apa," jelasnya.
SBY menyarangkan agar dr Terawan, tidak langsung dihakimi oleh MKEK. Ia menyarankan agar kasus tersebut dibangun komonikasi dengan baik.
"Kalau saluran itu dibangun, menurut saya masih bisa dicarikan solusinya yang baik. Tapi ingat dr Erawan itu mayor TNI, pemimpin RSPAD di bawah kepada staf Angkatan Darat, di bawah panglima TNI. Jadi tentunya, mekanisme bekomonikasi tolong juga diingat, berbicaralah dengan pimpinan Angkatan Darat baik-baik," jelasnya.
Ia mengaku bahwa sudah ribuan orang-orang merasa tertolong dr Terawan terlepas apakah metodologinya masih dipolemikkan tapi kenyataannya sudah banyak yang merasa ditolong.
Keyword : SBY dr Terawan RSPAD