Rabu, 07/03/2018 17:27 WIB
Yogyakarta – Perkuliahan berbasis online (daring, Red) bakal mulai diterapkan tahun ini. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, sistem pendidikan jarak jauh (PJJ) itu setidaknya sudah bisa diaplikasikan di perguruan tinggi dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
“Peraturan e-learning (kuliah online) sudah kami siapkan infrastruktur dan tutorialnya seperti apa. Sisanya tinggal menentukan harus ada orang yang bisa mengelola dan paham tentang sistem perkuliahan itu,” terang Nasir usai Rapat Kerja Daerah Kopertis Wiayah XIV Papua dan Papua Barat, Rabu (7/3) di Yogyakarta.
“Harapannya, April atau Mei sudah mulai berjalan,” imbuhnya.
Ada tiga model sistem perkuliahan jarak jauh. Pertama, mahasiswa melakukan tatap muka dengan dosen di luar kampus utama. Kedua, pertemuan tatap muka diselingi dengan pembelajaran e-learning. “Dan yang ketiga, memakai e-learning secara penuh,” ujar Nasir.
Kemdikbudristek: Kecerdasan Buatan Dorong Pemajuan Perguruan Tinggi
Gus Halim Optimistis SMK Sultan Agung Jombang Makin Berkembang
Yandri Susanto: Lembaga Pendidikan Berperan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Selain dapat meminimalisasi jumlah penggunaan kelas, keberadaan e-learning menurut Nasir juga bakal berdampak pada Angka Partisipasi Kasar (APK). Saat ini jumlah APK Indonesia sebesar 31,5 persen. Dan dengan sistem PJJ, diharapkan APK bisa bertambah hingga 40 persen.
“Kalau sudah dibuka perkuliahan jarak jauh (PJJ), pada 2019 bisa meningkatkan APK dari 31.5 persen sampai 33 persen. Dan pada 2023, kita bisa ke angka 40 persen dengan cepat. Sebab selama ini hanya naik setengah persen saja,” tuturnya.
Keyword : Pendidikan Kuliah Jarak Jauh e-learning Kemristekdikti