Kamis, 22/02/2018 10:02 WIB
Jakarta - Sejumlah pengguna Twitter, Kamis (22/2) dini hari mengeluh. Ribuan pengikut (follower, Red) mereka hilang dalam waktu semalam. Termasuk yang menjadi korban di antaranya akun Richard Spencer, Mark Pantano, hingga Candace Owens.
Tak mau membuat penggunanya kecewa, juru bicara Twitter menjelaskan hal tersebut. Menurut Twitter, penghapusan ribuan akun itu hanya menyasar akun-akun palsu dan bot asal Rusia. Sebab selama ini akun bot dan akun palsu kerap digunakan sebagai alat penyebar ujaran kebencian dan konten hoax, yang terkait dengan pilihan politik tertentu.
"Twitter itu tidak berafiliasi pada politik. Dan kami menerapkan peraturan kami tanpa bias politik. Sebagai bagian dari pekerjaan berkelanjutan, kami mengidentifikasi perilaku akun mencurigakan dan terindikasi melanggaran kebijakan kami," terang Twitter.
Sebelum mengambil tindakan penghapusan akun, Twitter menerangkan sudah memperingatkan pengguna yang bersangkutan, supaya mengonfirmasi nomor telepon, sehingga bisa memastikan keaslian akun tersebut.
Indonesia Technology Investment Summit 2024 untuk Lawan Perubahan Iklim dengan IT
Teknologi tahun 1927-1974
Terungkap, Istri Lettu Agam Sejak Awal Umbar Masalah Keluarga ke Media Sosial
"Itulah sebabnya beberapa akun disuspen (dikunci, Red). Ini adalah upaya kami untuk membuat Twitter lebih aman dan sehat pada semua orang," imbuhnya.
Ini bukanlah kali pertama Twitter melakukan `operasi senyap`. Bulan, ribuan akun yang mengikuti selebriti dan pengguna populer, tetiba hilang dalam semalam. Beberapa pihak berspekulasi penghapusan itu ada kaitannya dengan campur tangan Rusia pada pemilu di Amerika Serikat awal 2017 silam.
Keyword : Twitter Tekno Media Sosial Akun Palsu