Rabu, 31/01/2018 14:17 WIB
Jakarta - Fenomena Gerhana Bulan Super atau disebut `Super Blue Blood Moon` pada Rabu (31/1) malam nanti ternyata tidak hanya bisa dinikmati oleh penduduk Indonesia. Peristiwa langka yang terjadi 152 tahun sekali ini bisa disaksikan oleh separuh penduduk Bumi.
Menurut keterangan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), penduduk Timur Tengah, Asia, Rusia Timur, Australia, dan Selandia Baru dapat menyaksikan Super Blue Blood Moon pada Rabu malam. Sementara mereka yang tinggal di Amerika Utara, Alaska, dan Hawaii dapat melihat fenomena alam ini sebelum Matahari terbit.
Dilansir dari Xinhua Online, Super Blue Blood Moon menggabungkan tiga fenomena alam sekaligus. Pertama Supermoon, yakni posisi Bulan berada di titik terddekat dengan Bumi, sehingga Bulan tampak lebih besar dari biasanya.
Kedua, Blue Moon atau Bulan biru. Adalah purnama yang terjadi pada minggu kedua Januari. Purnama pertama terjadi pada 1 Januari.
Inggris Kembali Gabung Program Sains Uni Eropa pasca Brexit
Yandri Susanto : Madrasah Penjaga Moral Bangsa
Sinergikan Sains dan Ilmu Titen, Ganjar Buat Jateng Tangguh Bencana
Ketiga, Blood Moon atau Bulan merah darah, yaitu Gerhana Bulan total, di mana Bulan tampak berwarna merah darah, karena cahayanya ditepis oleh atmosfir Bumi.
Keyword : Gerhana Bulan Blue Blood Moon Sains