Pasca Brexit, Inggris Berisiko Kekurangan Energi
Senin, 29/01/2018 18:17 WIB
Ankara - Parlemen Inggris menyatakan bahwa Brexit berisiko terhadap perdagangan energi dengan Uni Eropa. Meminta pemerintah untuk memikirkan antisipasi kekurangan energi, dan menilai dampak untuk pasar energi internal atas harga yang harus dibayar konsumen.
Komite Energi dan Lingkungan
Inggris merilis laporan tentang
Brexit terkait keamanan energi, sekaligus implikasinya terhadap pasokan energi, biaya konsumen, dan dekarbonisasi.
Kemampuan
Inggris untuk membangun situs pembangkit nuklir masa depan kembali diragukan jika akses spesialis pekerja UE dibatasi.
"Komite menemukan bahwa investasi UE telah memberikan kontribusi penting dalam membangun dan mempertahankan sistem energi di
Inggris, dan dengan mengganti pendanaan ini akan berpengaruh pada persediaan infrastruktur yang memadai untuk perdagangan energi di masa depan," jelas Komite.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa pasca
Brexit,
Inggris kemungkinan akan lebih rentan pada kekurangan pasokan energi saat badai ekstrem. Komite mendesak pemerintah untuk merancang kerja sama dengan UE untuk mengantisipasi dan mengelola kemungkinan-kemungkinan terburuk.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa UE adalah mitra dagang energi utama untuk
Inggris, yang memasok sekitar 12 persen gas
Inggris dan 5 persen listrik pada 2016, yang diperkirakan akan terus meningkat selama lebih dari lima tahun mendatang. (AA)
TERKINI
Masih Seksi di Usia 61 Tahun, Demi Moore Dipuji Putrinya Rumer Wilis
Perselisihan Hukum antara Jamie Spears dan Britney Spears Terus Berlanjut
Presiden Joe Biden Beri Penghargaan Bergengsi untuk Michelle Yeoh
Jewel Tampilkan Karya Seni dalam Balutan Gaun Perak Iris van Herpen