Beras Langka, KPPU Salahkan Bulog

Senin, 15/01/2018 13:54 WIB

Jakarta – Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf menilai kinerja Badan Urusan Logistik (Bulog) belum sukses menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran.

"Peran Bulog yang belum optimal menopang pasokan beras nasional melalui operasi pasar beras menjadi salah satu penyebabnya," kata Syarkawi Rauf dalam siaran pers ke redaksi, Senin (15/1).

Selain kurangnya peran Bulog dalam menopang pasokan beras nasional, lonjakan harga juga picu oleh kredibilitas Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (PBS) yang kurang mumpuni dalam menyediakan data produksi beras, juga sistem distribusi beras yang dinilai terlalu panjang.

"Sistem distribusi beras kita buruk karena rangkaiaannya terlalu panjang, sehingga rawan aksi spekulasi," jelas Syarkawi.

Bukan hanya itu, tingginya disparitas harga beras internasional dibandingkan dengan harga beras di dalam negeri juga memberikan dorongan untuk melakukan impor.

Menurut data FAO pada 2017, harga beras Vietnam sekitar US$ 0,31 per kg atau setara dengan Rp. 4.100 per kg (kurs rupiah per US dollar sebesar Rp13.225) dan Thailand harganya sekitar US$ 0,34 per kg atau setara dengan Rp4.496 per kg. Sementara harga beras di dalam negeri sekitar US$ 0,79 per kg menurut FAO atau sekitar Rp10.447 per kg secara rata-rata.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung