Alarm Rudal Meraung, Warga Hawaii Pontang Panting

Minggu, 14/01/2018 07:48 WIB

Honolulu - Gubernur Hawaii, David Ige mengatakan, alarm peringatan darurat serangan rudal balistik merupakan kekeliruan. Kelalaian itu terjadi ketika seorang pegawai di badan manajemen darurat negara menekan tombol yang salah.

"Alarm darurat ancaman rudal dari luar ke Hawaii. Segera cari tempat berlindung. Ini bukan latihan militer," bunyi peringatan tersebut, dilansir dari Reuters, Minggu (14/1).

Pejabat negara dan Komando Pasifik militer Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa tidak ada ancaman apa pun. Namun, selama lebih dari setengah jam, sebelum agen itu menarik kembali peringatan tersebut, warga Hawaii yang panik bergegas mencari tempat berlindung.

Menanggapi itu, David Ige meminta maaf atas kelalaian tersebut. Ia mengatakan kekeliruan itu setelah terjadi pergantian karyawan Badan Pengelola Darurat di Hawaii. Vern Miyagi, administrator agensi, menyebutnya kelalaian pribadi.

"Itu adalah prosedur yang terjadi karena adanya berubahan shift. Sepertinya pelaku ingin memastikan sistem itu bekerja atau tidak. Dan ternyata karyawan menekan tombol yang salah," kata gubernur Demokrat, menambahkan bahwa perubahan shift tersebut terjadi tiga kali sehari setiap hari sepanjang tahun.

Peringatan itu segera disiarkan di televisi, radio  dan telepon genggam sesaat setelah pukul 8 pagi, dikeluarkan di tengah ketegangan internasional yang tinggi mengenai pengembangan senjata nuklir Balistik Korea Utara.

"Saya terbangun oleh peringatan seperti orang lain di negara bagian Hawaii ini. Sangat disayangkan dan disesalkan. Kita akan memperbaiki prosedur itu agar tidak terjadi lagi," tambah Ige.

Miyagi berkata, "Itu adalah kesalahan yang tidak disengaja. Perubahan shift sekitar tiga orang. Itu pasti sudah tertangkap. Seharusnya tidak terjadi."

Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat yang memiliki yurisdiksi mengenai sistem peringatan darurat, mengumumkan bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan penuh. Awal pekan ini, ketua FCC Ajit Pai mengatakan bahwa badan tersebut akan memberikan suara pada pertemuan Januari untuk meningkatkan efektivitas peringatan darurat nirkabel, yang telah ada sejak 2012.

 

TERKINI
Klopp Dirumorkan Bakal Kembali ke Borussia Dortmund Tahun Depan 2024, Pemerintah Bidik Penjualan Mobil Listrik 5.000 Unit Perubahan UU Desa, Kades Bakal Dapat Uang Pensiun KPK Berpeluang Tetapkan Keluarga SYL Tersangka TPPU