Cuitan Trump Diprotes, Begini Reaksi Twitter

Sabtu, 06/01/2018 15:14 WIB

San Francisco - Twitter Inc pada Jumat (6/1) mengulangi pendiriannya bahwa akun milik pemimpin dunia, seperti Presiden AS Donald Trump, mempunyai status khusus di jaringan media sosial. Pernyataan ini mendorong pengguna untuk kembali meminta perusahaan tersebut mengusir Trump.

"Memblokir pemimpin dunia dari Twitter atau menghapus Tweets kontroversial akan menyembunyikan informasi penting yang dapat dilihat dan diperdebatkan orang," kata Twitter dalam sebuah posting di sebuah blog perusahaan.

Twitter telah mengatakan pada bulan September lalu bahwa "berita baru" harus dipertimbangkan terlebih dulu.
 
Perdebatan mengenai semakin meningkat setelah Trump mengatakan melalui akun @realDonaldTrump pada hari Selasa bahwa dia memiliki tombol nuklir "jauh lebih besar" dan "lebih kuat" daripada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kritikus mengatakan bahwa tweet dan kehadiran Trump di jaringan membahayakan dunia dan melanggar larangan Twitter terhadap ancaman kekerasan. Beberapa pengguna memprotes di markas Twitter San Francisco pada hari Rabu.

Twitter menanggapi lewat posting blog perusahaan bahwa menghalangi pemimpin dunia tidak akan membungkam yang bersangkutan.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka meninjau ulang tweet para pemimpin dunia dan memberlakukan peraturan sesuai ketentuan yang berlaku.

"Tidak ada akun satu orang yang mendorong pertumbuhan Twitter, atau mempengaruhi keputusan ini," tambah perusahaan itu.

"Kami bekerja keras untuk tetap tidak bias dengan kepentingan publik,"

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Twitter tersebut.

Beberapa pengguna menyatakan dukungan atas keputusan itu, sementara yang lain menuding Twitter berstandar ganda.

"Jika saya tweet setengah dari Trump sejak dia masuk kantor, saya akan dilarang secara permanen dari platform ini," tulis pengguna Twitter dari akun @michaelranaii

TERKINI
KPU Tak Hadir Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Ngamuk Aksi Demo Mahasiswa di AS Tanda Kesadaran Global Israel Negara Penjajah Nurul Ghufron Tak Hadir, Dewas KPK Terpaksa Tunda Sidang Etik Komisi IV Dorong Pariwisata di NTT Harus Didukung Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan