Industri Seluler Hemat Rp 2 Triliun dari Registrasi Prabayar

Rabu, 20/12/2017 16:26 WIB

Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, industri seluler bisa melakukan penghematan Rp 2 triliun dari kebijakan registrasi kartu prabayar. Penghematan ini ditengarai akan menyehatkan industri karena perlu mengeluarkan dana besar untuk mencetak kartu Subscriber Identity Module (SIM) baru.

"Setiap tahun, industri seluler membeli kartu SIM lebih dari 500 juta. Itu yang dipakai pelanggan tidak lebih 100 juta," ujar Rudiantara di Jakarta, Rabu (20/12).

Pengguna kartu SIM, kata Rudiantara, memiliki perilaku membeli, memakai, lalu membuang kartu. Mereka melalukan hal itu untuk mencari harga layanan data termurah. Di sisi lain, operator melayani prilaku tersebut sehingga mengakibatkan ketidakefisienan manajemen kartu SIM.

Jika seluruh pemegang kartu prabayar melakukan registrasi, menurut Rudiantara, akan terjadi penurunan pembelian kartu SIM menjadi 300 atau 400 juta. Bila harga kartu SIM sebesar setengah hingga satu dolar AS, maka industi seluler dapat menghemat hingga 150 juta dolar AS atau Rp2 triliun.

"Ini yang kami ingin dikembalikan untuk operator membangun dan pelanggan. Ini yang membuat kami memaksa (kebijakan registrasi) harus terus. Selain masalah keamanan, kami ingin industri lebih sehat," tutur dia.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Hutchison 3 Indonesia (Tri) Muhammad Buldansyah mengakui dalam kurun waktu delapan minggu pihaknya sudah merasakan penurunan pengaktifan kartu SIM baru.

"Ketika mulai diterapkan registrasi prabayar, pengaktifan kartu baru berkurang dan pembelian pulsa bertambah," tutur dia.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung