Uni Eropa Tolak Kebijakan Trump Soal Yerusalem

Selasa, 12/12/2017 10:56 WIB

Brussel - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Eropa (UE) untuk meminta sekutu-sekutu untuk bergabung dengan Amerika Serikat untuk mengakui Beit-ul-Moqaddas sebagai ibukota Israel. Namun, menteri luar negeri Uni Eropa menyebut kebijakan tersebut menggangu proses perdamaian.

Setelah pertemuan antara menteri luar negeri Netanyahu dan EU, diplomat tinggi Swedia mengatakan tidak ada satupun orang Eropa menyuarakan dukungan terhadap keputusan Trump, dan tidak ada negara yang akan mengikuti Amerika Serikat dalam mengumumkan rencana untuk memindahkan kedutaannya.

"Saya memiliki waktu sulit melihat bahwa negara lain akan melakukan itu dan saya tidak berpikir ada negara Uni Eropa lainnya yang akan melakukannya," kata Margot Wallstrom kepada wartawan, dilansir Financial Tribune, Kamis (12/12).

Beberapa menteri luar negeri Uni Eropa yang tiba pada pertemuan tersebut menegaskan kembali posisi blok tersebut. Mereka mengatakan tanah yang telah diduduki Israel sejak perang 1967, termasuk Beite-ul-Moqaddas Timur serta Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan, tidak berada dalam perbatasan Israel.

Para pemimpin Eropa mengatakan keputusan mengenai ibukota Israel membuat kebutuhan akan gerakan perdamaian yang lebih luas semakin mendesak.

"Kami sudah menunggu beberapa bulan untuk inisiatif Amerika tersebut, dan jika tidak diumumkan maka Uni Eropa harus mengambil inisiatif," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.

TERKINI
Staf PBB Meninggal, Israel Sebut Kendaraannya Diserang di Zona Pertempuran Aktif di Gaza Mahasiswa Harvard yang pro-Palestina Akhiri Perkemahan, Berjanji akan Lanjutkan Protes Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki Hadapi Kerusuhan di Kaledonia Baru, Prancis Upayakan Pembicaraan dan Kirim Polisi