Abraham Samad: Korupsi Mengalami Evolusi

Kamis, 02/11/2017 08:44 WIB

Jakarta -  Para pelakon korupsi menggunakan segala cara untuk mengelabui para penegak hukum. Bahkan dari masa ke masa para penjahat kerah putih kian menggunakan sarana dan modus yang `canggih`.

Demikian disampaikan Mantan Ketua KPK, Abraham Samad saat menjadi pembicara dalam bedah buku "Metamorfosis Sandi Komunikasi Korupsi", di Auditorium Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (1/10/2017).

Untuk Diketahui buku tersebut sebagian besar mengupas sandi-sandi komunikasi korupsi dalam puluhan kasus yang dilakukan para pelaku korupsi saat KPK periode pimpinan KPK 2011-2015. Para pelakunya mulai dari politikus termasuk anggota DPR dan DPRD, pengusaha, penegak hukum, gubernur, bupati, walikota, kepala lembaga negara, hingga menteri.

Dikatakan Abraham, sebagai kejahatan yang luar biasa maka para pelakunya hampir sebagian besar adalah orang-orang cerdas. Sarana dan modus yang dipergunakan demikian canggih untuk mengelabui para penegak hukum. Menurut Abraham, hal itu menujukkan adanya metamorfosis. Bahkan, kata Abraham, berevolusi.

"Kalau sandi-sandi saja mengalami metamorfosis, maka korupsi juga mengalami metamorfosis. Bahkan menurut hemat saya, korupsi itu mengalami evolusi. Korupsi berevolusi. Dulu dilakukan dengan cara dan modus sederhana tapi, sekarang perubahannya sangat canggih. Ke depan bisa lebih lagi. Akan jauh. Lebih modern agar tidak bisa dilacak penegak hukum," ungkap Pendiri Anti Corruption Committee (ACC) Makassar itu.

Lebih lanjut dikatakan Abraham, penggunaan sandi-sandi komunikasi korupsi yang direkam dan dicantumkan dalam buku tersebut juga menunjukkan bahwa para pelaku korupsi berupaya agar tidak dijerat penegak hukum, hingga berujung sebagai terdakwa di pengadilan dan berakhir sebagai terpidana.

Abraham berpandangan, buku yang ditulis oleh Jurnalis Sabir Laluhu ini sangat bermanfaat bagi semua kalangan. Pun termasuk penegakan hukum pemberantasan korupsi. Bahkan bisa digunakan bagi para hakim yang menangani perkara korupsi dengan menggunakan sandi-sandi atau kode-kode khusus.

"Kalau koruptor sudah demikian canggih, nanti ke depan akan banyak sandi-sandi lain. Maka harus di-upgrade pemahaman penyelidik maupun penyidik dan jaksa, termasuk terkait ilmu komunikasi. Jadi aparat penegak hukum harus meningkatkan pengetahuannya. Karena ke depan kata-kata sandi akan digunakan dengan cara-cara dan alat-alat yang lebih maju," pungkas Abraham.

Keyword : Abraham Samad KPK

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung