DPR AS Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Hizbullah

Kamis, 26/10/2017 10:33 WIB

Washinton - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada Rabu (25/10) meloloskan undang-undang yang bertujuan membatasi kelompok militan Lebanon dan kemampuan Hizbullah untuk membiayai berbagai aktivitas ilegalnya.

DPR juga akan mengajukan RUU pada Kamis (24/10) untuk membatasi usaha Iran mengembangkan kemampuan rudal balistiknya. Langkah itu sejalan dengan strategi baru pemerintah Amerika untuk meminta pertanggungjawabannya atas kekacauan di wilayah tersebut, termasuk dukungannya terhadap kelompok militan Hizbullah.

Tiga RUU yang disahkan termasuk Undang-Undang Perubahan Pencegahan Pembiayaan Internasional Hizbullah tahun 2017 (HIFPA), Sanksi Penggunaan Hizbullah kepada Warga Sipil sebagai Tindakan Perisai Tanpa Bauran dan resolusi yang tidak mengikat mendesak Uni Eropa untuk menunjuk Hizbullah sebagai organisasi teroris. 

Awal pekan ini, Presiden Amerika Seriakt Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence memperingati ulang tahun ke 34 pembunuhan 241 tentara Amerika di Beirut oleh Hizbullah pada 23 Oktober 1983.

"Kami tidak akan pernah melupakan 241 anggota pasukan Amerika yang dibunuh oleh Hizbullah di Beirut . Mereka meninggal dalam pelayanan untuk bangsa kita," tulis Trump di akun Twitternya pada Senin (23/10).

Ditanya Arab News apakah pemerintah Trump memandang Hizbullah dengan Iran otak biang kerok yang memicu konflik di wilayah tersebut, Hussein Ibish, senior di Institut Negara Teluk Arab di Washington, mengatakan, "Sanksi baru terhadap Hizbullah jelas merupakan bagian dari upaya administrasi Trump menghadapi Iran dan agenda regionalnya.

Ibish berpendapat, konflik di Suriah memperkuat posisi Hizbullah di wilayah tersebut jauh melampaui Lebanon. "Konfilik itu sangat luar biasa dasyat dan efektif dalam blok dipimpin Iran yang bertentangan dengan status quo di sebagian besar wilayah Tengah. 

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah baru-baru ini mengakui sanksi Amerika berdampak buruk pada kelompoknya. "Ini tidak mempengaruhi sumber utama keuangan kita, sebab ada seseorang yang menyumbangkan (uang) kepada kita dengan berhati-hati."  Ucapan Nasrallah itu kemudian ditafsirkan sebagai Iran.

 

TERKINI
KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu KPU Siap Hadapi 297 Perkara PHPU Pileg 2024 Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini