Sabtu, 21/10/2017 10:54 WIB
Moskow – Rusia mengklaim Amerika Serikat (AS) telah mengakui bahwa serangan senjata kimia Sarin yang terjadi April lalu, bukan perbuatan pemerintah Suriah, Basar Assad.
Sebuah larangan berkunjung (travel warning) yang dikeluarkan AS pada Rabu (18/10) lalu menyebutkan bahwa kelompok al-Qaida yang berafiliasi dengan Front Nusra atau yang dikenal dengan Hetesh, sebagai pengguna senjata kimia.
“Hetesh beroperasi di Idlib, di mana hanya ada satu kasus senjata kimia yang diketahui, yakni di Khan Sheikoun,” kata Juru Bicara Menteri Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dikutip dari Morning Star, Sabtu (21/10).
Presiden AS Donald Trump pun telah memerintahkan pasukannya untuk melakukan serangan rudal jelajah ke pangkalan udara Sharat di Suriah, untuk melumpuhkan kelompok tersebut.
Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Pengadilan Turki Menghukum Warga Suriah atas Pemboman Istanbul
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
Sementara seorang Jubu Bicara Israel membocorkan bahwa tentara Israel telah membombardir Dataran Tinggi Golan untuk merebut benteng Beit Jinn di Provinsi Quneitra. Di saat bersama tentara Suriah menunjukkan sejumlah besar persenjataan yang diambil dari ISIS, dari kota al-Mayadeen.
Keyword : Suriah Senjata Kimia Amerika Serikat Timur Tengah