Korut Incar Uji Coba Bom Hidrogen di Pasifik

Jum'at, 22/09/2017 18:22 WIB

Seoul - Korea Utara dikabarkan kembali akan meledakkan bom hidrogen di Samudra Pasifik untuk membuktikan keberhasilan program senjatanya. Namun, para pengamat menilai langkah tersebut sangat provokatif dan menimbulkan risiko besar.

Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho meminta Kim Jong Un untuk melakukan uji coba bom hidrogen dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Pasifik. Hal itu untuk menanggapi ancaman Presiden Donald Trump  yang berkeinginan menghancurkan negara Pyongyang sepenuhnya.

“Jika jadi, berarti Korea Utara akan menembakkan rudal balistik antarbenua Hwasong-12 atau Hwasong-14 antarbenua ke Afghanistan dan meledakkannya beberapa ratus kilometer di atas Samudera Pasifik,“ kata Yang Uk, seorang peneliti senior di Korea Forum Pertahanan dan Keamanan di Seoul.

“Mereka mungkin menggertak, tapi ada kepentingan mereka untuk menguji kemampuan bom rudal gabungan mereka. Mereka bisa saja sudah mempersiapkan rencana tersebut dan sekarang mencoba menggunakan ucapan Trump sebagai alasan untuk mewujudkannya,“ kata Yang.

Tes atmosfir semacam itu akan menjadi yang pertama di seluruh dunia sejak China meledakkan sebuah senjata pada1980, menurut Badan Tenaga Atom Internasional.

China mendapat kecaman karena melakukan uji coba serupa dengan rudal yang meledak di lokasi uji Lop Nur di barat negara itu pada tahun 1966. Enam tes nuklir Korea Utara sampai saat ini semuanya berada di bawah tanah, yang paling baru awal bulan ini sejauh ini adalah yang terbesar.

“Kita harus berasumsi mereka bisa melakukannya, meski sangat provokatif,“ kata Vipin Narang, seorang profesor ilmu politik di Massachusetts Institute of Technology.

Korea Utara melepaskan dua rudal balistik di wilayah Hokkaido utara Jepang bulan lalu sebagai bagian dari serangkaian tes yang disebut para ahli suatu kemajuan cepat yang tak terduga.

“Mereka mengatakan memilih Samudra Pasifik, yang cukup banyak berarti untuk menembakkan rudal ke Jepang,“ kata Melissa Hanham, seorang associate penelitian senior di Middlebury Institute of International Studies, A.S. di Monterey, California. “Mereka ingin membuktikan kemampuan senjatanya“.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?