Selasa, 12/09/2017 22:56 WIB
Beijing - Juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan pihaknya mendukung upaya pemerintah Myanmar menegakkan perdamaian dan stabilitas di negara bagian Rakhine, menyusul kekerasan militer Myanmar yang memaksa eksodus etnis Rohingya ke Bangladesh.
Geng Shuang menyampaikan hal itu di sela-sela pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan berlangsung pada Rabu (13/9). Dikabarkan pertemuan tersebut akan mendesak pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan yang terus berlangsung di Rakhine.
Pada akhir Agustus, Jumat (25/8), sumber otoritas Myanmar menyebut gerilyawan Rohingya terlebih dahulu menyerang pos polisi yang kemudian memicu reaksi militer. Dalam bentrok tersebut sepertiga dari populasi minoritas Muslim yang melarikan diri ke Bangladesh.
Tingkat pengunsi etnis Rohingya dari hari ke hari terus meningkat sementara, pemerintah Myanmar hanya diam seribu bahasa. Hal itu lah yang memicu kecaman internasioana. Kepala hak asasi manusia PBB Zeid Ra`ad Al Hussein mengatakan, kekerasan yang terus berlanjut merupakan apaya pembersihan etnis.
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Pekan Ini China Bakal Luncurkan Misi Bulan Selama 53 Hari
DPR Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Baja Ilegal China
Namun diplomat PBB mengatakan China, salah satu mitra dagang utama Myanmar, menolak ikut terlibat dengan dewan PBB menangani krisis tersebut.
”Kami mengutuk serangan kekerasan yang terjadi di negara bagian Rakhine di Myanmar. Kami mendukung upaya Myanmar dalam menegakkan perdamaian dan stabilitas di negara bagian Rakhine. Kami berharap situasi kembali normal sesegera mungkin,” kata Geng dalam briefing berita reguler.
”Kami berharap masyarakat internasional mendukung upaya Myanmar dalam menjaga stabilitas pembangunan nasionalnya,” tambah Geng.
Keyword : China Rohingya Myanmar Bangladesh