Soal Penggusuran PKL, Repdem Bogor Sesalkan Pernyataan Bupati

Senin, 11/09/2017 22:01 WIB

Bogor - Pembongkaran Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Puncak terus bergulir panas. Pernyataan  Bupati Bogor Hj Nurhayati agar Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), satu ormas yang mendampingi PKL untuk mendapatkan Relokasi, agar mendukung program Pemerintah Jokowi terkait penertiban tersebut.

Pernyataan Bupati membuat berang Pimpinan Repdem Kabupaten Bogor. Menyikapi pernyataan Bupati Bogor di media cetak beberapa hari yang lalu, hari ini, Senin, (11/9), Ketua DPC Repdem Bogor Dodi Achdi Suhada beserta jajarannya menggelar konferensi pers di Posko Cisarua.

“Kami minta Bupati mencabut pernyataannya. Kami sangat mendukung program pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi. Apalagi terkait penataan kawasan Puncak. Yang kami perjuangkan adalah nasib para pedagang yang tergusur. Bagaimana relokasi mereka, hingga hari ini belum ada kejelasan,” ujarnya.

Menurut Dodi, ranah relokasi itu ada di Pemkab Bogor, bukan Pemerintah Pusat. Pemerintah pusat bertanggung jawab pada pelebaran dan biayanya. Tapi disini Pemkab Bogor abai, tidak pernah belajar dari kasus pembongkaran sebelumnya. Saya pastikan, jika para PKL ditempatkan tidak yang pas, mereka akan bangkrut,” tandasnya.

Seperti diketahui pada tanggal 5 September lalu, Pol PP Kabupaten Bogor meratakan lebih dari 300 PKL dari Simpang Safari hingga Simpang Gadog. Namun seminggu pasca pembongkaran, nasib mereka masih belum menentu, pasalnya rest area atau relokasi yang di janjikan Pemkab Bogor hingga hari ini belum ada kejelasan.

“Sampai hari ini kami belum tahu bagaimana rencana relokasi itu,” ujar Enti, Pedagang oleh-oleh di Cipayung Megamendung.

Akibat penggusuran yang dilakukan oleh Pemkab Bogor, banyak kerugian yang di tanggung oleh pedagang, Grosir dan Produsen Makanan oleh-oleh. Salah satunya Asep, salah satu, pengelola Rest Area  di Cisarua. Dia mengaku putaran usahanya berkurang 50%. ”Lebih dari 80 juta uang kami berhenti. Karena tidak ada pedagang yang belanja. Hal tersebut berdampak pada pengrajin makanan oleh-oleh seperti pengrajin makanan Moci, Dodol, sale pisang dan lain-lain. Semua berhenti mengirim barang. Karena saya juga tidak bisa menjualnya,” papar Asep.

Daerah wisata tidak akan lepas dari namanya oleh-oleh. Selama ini putaran uang di bidang ini mencapai 1 miliar per minggu.

Makanan oleh-oleh bahan dasarnya 100%  berbahan dasar dari hasil pertanian. Dari mulai Kripik Bayam, Kripik Ubi, Kripik Tempe, Peuyem, Alpukat, Ubi, dan ratusan jenis makanan dan buah lainya. Dengan di bongkarnya lapak pedagang Oleh-oleh tersebut, maka para petani dan pengrajin berpotensi bangkrut.

Keyword : PKL Puncak Repdem

TERKINI
Hoaks! Indonesia Jadi Negara Terkorup No 1 di Dunia usai Orang Ini Korupsi Rp3000 Triliun Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis