Evaluasi SEA Games 2017, Menpora Harapkan Perbaikan Menuju Asian Games 2018

Senin, 04/09/2017 18:46 WIB

Jakarta - Menpora Imam Nahrawi didampingi Sesmenpora Gatot S Dewa Broto memimpin rapat tentang Analisa dan Evaluasi Raihan Medali Kontingen Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia bersama dengan stakeholder olahraga terkait di ruang sidang lantai 3 Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (14/9). Kendala terkait anggaran menjadi evaluasi prioritas. 

Menpora menyampaikan rasa syukurnya karena raihan 38 medali emas di SEA Games adalah raihan dari Kontingen Indonesia yang murni secara sportif dan jujur. Pihaknya juga telah melakukan evaluasi ke dalam bersama dengan Satlak Prima. “Unit-unit terkait harus kita bedah lagi agar mata rantai yang begitu panjang harus diputus dan ini sering saya sampaikan di internal Kemenpora," ujarnya. 

Pentingnya koordinasi diantara KONI, KOI, Satlak Prima harus di berikan ruang yang luas pihaknya berharap ke depan adanya prioritas anggaran yang didapat dari APBN yang dapat digunakan secara fleksibel untuk kepentingan cabang olahraga. "Kita harus cari terobosan besar agar dana olahraga tidak hanya menggunakan dana APBN saja melainkan setiap cabor ada bapak asuh atau bapak asli," lanjutnya.

Terkait prestasi Kemenpora tidak akan menyalahkan atlet, tetapi yang lebih penting adalah Indonesia akan bersama menyongsong Asian Games 2018. "Terima kasih atas perjuangan para atlet dan ofisial yang telah berjuang di SEAG, opini publik tentang kegagalan SEA Games biarlah saya yang menanggung, mari kita bersama memperbaiki sesuai dengan porsinya untuk kebangkitan Asian Games 2018 nanti yang kita akan menjadi tuan rumah," tuturnya.

Ketua Satlak Prima Achmad Sudjipto yang turut hadir dalam evaluasi ini menyampaikan setidaknya ada 17 medali emas dari nomor lomba di beberapa cabang yang hilang seperti cabor atletik, water ski & wakeboard, sailing, balap sepeda, golf, bowling, tenis lapangan, dan pencak silat. Selain itu ada beberapa pemecahan rekor SEA Games di 6 cabor di 9 nomor.

“Beberapa siasat dan perlakuan tuan rumah untuk mengambil keuntungan secara massif dan terkadang mengabaikan nilai- nilai kepatutan dalam kompetisi tidak hanya hanya Indonesia yang dirugikan tapi juga negara lain seperti Thailand dan lain sebagainya," urainya.

Faktor lainnya lanjutnya yakni seperti keterlambatan honor atlet dari Bulan Januari hingga Mei 2017, keterlambatan pelunasan kontrak akomodasi, sulitnya sewa sarana latihan, dukungan vitamin dan suplemen yang masih kurang menjadi faktor yang membuat kegagalan Indonesia lebih banyak dan sebagainya. 

Beberapa pengalaman di SEA Games 2017 harus menjadi pengalaman berharga untuk menuju Asian Games 2018. "Untuk itu kita harus membuat kebijakan seleksi atlet diperketat sehingga meningkatkan cost to ahlete ratio, membuka akses keunggulan seluas-luasnya seperti try out/trining camp di pusat keunggulan luar negeri, serta mengintegrasikan dukungan anggaran dan sebagainya," tuturnya.

Ketua umum KOI Erick Thohir menilai hasil dari SEA Games 2017 adalah tanggung jawab bersama bukan saatnya pecah-belah tetapi menjadi batu tumpuan untuk menjaga soliditas karena sebelumnya SEA Games 2017 disepakati bersama sebagai sasaran antara untuk Asian Games 2018 yang hanya tinggal 11 bulan. Terkait terobosan mekanisme anggaran pemerintah melalui Kemenpora harus melibatkan Kemenkeu agar beberapa even besar seperti Youth Olimpic di Argentina dan Asian Games 2018 dapat teratasi dengan baik. 

Perwakilan CdM Arsyad, menyampaikan pihaknya memperoleh Surat Keputusan untuk menjadi Chief de Mission (CdM) baru dua bulan sebelum SEA Games 2017 di gelar. "Setidaknya itu minimal adalah 6 bulan sebelumnya agar banyak hal yang didapat semisal sponsor, selain itu banyak sekali kekurangan yang ada di SEA Games kemarin seperti games result selalu tidak tepat waktu dengan berbagai alasan, keterlambatan karena driver mengaku tidak tahu venue pertandingan, hingga pemotongan uang saku atlet dari Kemenkeu yang dinilai membebani atlet dan dinilai sangat rumit," keluhnya.

Mendengar beberapa evaluasi Menpora berharap masyarakat harus diberitahu karena tidak semata-mata kesalahan pemerintah melalui Kemenpora. Namun juga banyak faktor seperti keinginan tuan rumah yang ingin menjadi juara umum dan sebagainya. "Saya ingin ada laporan sedetail mungkin karena juga akan saya laporkan ke Bapak Presiden hasil SEA Games 2017 dalam waktu dekat ini," tutupnya.

TERKINI
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini Gelora Cap PKS sebagai Pengadu Domba: Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa