Putin Peringatkan, Situasi Korut di Ambang Konflik Berskala Besar

Sabtu, 02/09/2017 06:50 WIB

Moskow - Presiden Vladimir Putin memperingatkan, kebuntuan antara Korea Utara dan Amerika Serikat di ambang konflik berskala besar. Ia mengatakan kesalahan besar jika terus menekan Pyongyang menghentikan program rudal nuklirnya.

Putin, yang akan menghadiri pertemuan puncak negara-negara BRICS di China minggu depan, mengatakan satu-satunya cara mengurangi ketegangan melalui diaolog. Sergei Lavrov, menteri luar negerinya pun mengamini, Washington bukan Pyongyang harus mengambil inisiatif untuk itu.

“Sangat penting untuk menyelesaikan masalah di kawasan ini melalui dialog langsung yang melibatkan stakeholder tanpa mengajukan prasyarat apapun (untuk perundingan semacam itu),“ kata Putin, melnulis di situs web Kremlin, dilansir Reuters pada Sabtu (2/9)

“Provokasi, tekanan, dan retorik dan retorika ofensif akan membuat melantur ke mana-mana,“ tambahnya

Pyongyang bekerja untuk mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang Amerika Serikat dan baru-baru ini mengancam akan menempatkan rudal-rudal di dekat wilayah Guam A.S. di Guam.

Pada  Senin, Korea Utara menggap latihan perang gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai persiapan untuk invasi, menyusul penembakan rudal jarak menengah yang melintas di atas awan Jepang.

“Menurut Rusia perhitungan bahwa adalah mungkin untuk menghentikan program rudal nuklir Korea Utara secara eksklusif dengan menekan Pyongyang yang keliru dan sia-sia,“ tulis Putin.

Sebuah peta jalan yang dirumuskan oleh Moskow dan Beijing, yang akan melibatkan Korea Utara menghentikan program misilnya dengan imbalan Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan perang skala besar, adalah cara mengurangi ketegangan, tulis Putin.

Lavrov, yang berbicara dengan mahasiswa di Moskow, mengatakan merasa bahwa peristiwa tersebut sedang berkembang menuju sebuah perang yang menurutnya akan menyebabkan sejumlah besar korban di Jepang dan Korea Selatan jika hal itu terjadi.

“Jika kita ingin menghindari perang, langkah pertama harus diambil oleh pihak yang lebih cerdas dan lebih kuat,“ kata Lavrov, menjelaskan bahwa dia mengacu pada Amerika Serikat.

Dia mengatakan Rusia sedang bekerja di belakang layar dan Moskow tahu bahwa Washington memiliki saluran belakang ke Pyongyang yang menurutnya diharapkan akan memungkinkan kedua belah pihak untuk melakukan de-eskalasi.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih