Demo Petani Tebu: Ayo Kita Dengerin Musik, Kita Lupakan Penderitaan

Senin, 28/08/2017 18:27 WIB

Jakarta - Demonstrasi besar-besaran petani tebu di depan Istana Negara bergerak menuju kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (28/8/2017). Aksi yang diprakarsasi kelompok Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mempertanyakan keberpihakan pemerintah atas merajalelanya impor gula di pasar konsumsi.

Ditengah gelaran aksi, seorang orator dari unsur Petani Tebu asal Cirebon, M. Sholeh menginstruksikan temannya untuk memutar musik dangdut. Menurutnya, pihaknya sudah cukup menderita dengan kehadiran gula impor yang menyingkirkan gula rakyat di pasaran.

"Ayo kita dengerin musik (sejenak), kita lupakan penderitaan kita," kata Sholeh di sela-sela orasinya di depan kementerian BUMN, Jakarta, Senin (28/8/2017).

Alunan musik dangdut menggema disertai respon massa aksi dengan berjoget ria. Tampak sebagian besar peserta aksi memperlihatkan liukan joget mengikuti dentuman suara musik dangdut dari alat pengeras suara yang dibawanya.

Sementara itu, para aparat tampak tetap siaga tak terpengaruh. Mereka tetap bersiaga dengan sikap tegap berbaris kendati para demonstrans asyik berjoget.

Dalam orasi sebelumnya, Sholeh mempertanyakan adanya praktek menahan gula rakyat di sejumlah pabrik. Ia meyakini gula rakyat sengaja didiamkan di pabrik untuk memberi kesempatan bagi importir gula mendominasi pasar konsumsi.

Ia meyakini penahanan gula rakyat di pabrik merupakan kesengajaan yang dilakukan pihak kementerian BUMN dan Bulog.

Lebih lanjut Sholeh menganggap presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat diucapkannya saat pencapresan tahun 2014 lalu. Menurutnya, Jokowi ingkar dengan janjinya akan menjadi penyambung aspirasi petani jika menjadi presiden kelak.

"Sudah Bosan kita dibohongin terus," ucapnya.

TERKINI
Siap Laksanakan Topping Off, Duta Indah Starhub Sediakan Promo Menarik DIDIMAX Adakan Kembali Literasi Investasi di Pasar Emas dan Forex DPR Minta Pemerintah Maksimalkan Dukungan IAEA untuk Pembangunan PLTN di Indonesia KPK Periksa Dirut PT Taspen Terkait Korupsi Investasi Fiktif