Ukraina Tepis Tudingan Suplai Mesin Roket ke Korut

Kamis, 24/08/2017 15:34 WIB

Seoul - Diplomat Ukraina di Seoul pada Kamis (24/8) membantah laporan yang menyebutkan, mereka adalah pihak yang  menyuplai mesin roket ke Korea Utara dalam mengembangkan rudal jarak jauh baru-baru ini.

Meski begitu, Taras Fedunkiv, yang bertindak sebagai duta besar Ukraina untuk Seoul, menduga Korea Utara tidak mungkin mengembangkan teknologi rudalnya tanpa bantuan dari luar. Ia meminta penyelidikan internasional untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab.

"Jalur produksi untuk membangun roket jenis ini di Ukraina ditutup pada 1992. Keahlian tersebut tidak dapat diwariskan ke kepala ilmuwan nakal. Instruksi tersebut disertakan dalam manual rumit yang terkunci di fasilitas keamanan utama yang dijaga oleh pasukan keamanan kami," katanya dalam wawancara tertulis dengan Yonhap News Agency, mengutip Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin baru-baru ini di The New York Times.

"Tidak hanya mustahil bagi penjahat untuk mengakses manual ini, tapi juga usaha apapun tidak akan diindahkan oleh pemerintah kami," tambahnya.

Mengutip sebuah studi oleh Michael Elleman, seorang ahli rudal di Institut Internasional untuk Studi Strategis, New York Times melaporkan pada 14 Agustus, Korea Utara bisa menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk kesuksesan peluncuran rudal baru-baru ini melalui pembelian pasar gelap, mesin roket dari Ukraina

Pemerintah Ukraina melalui  Menteri Luar Negeri Klimkin mengatakan Tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung klaim tersebut. 

Ukraina memiliki sistem kontrol ekspor negara yang dapat diandalkan. Operasi jangka panjang yang tidak dapat ditembus memungkinkan negara kami menjadi mitra internasional yang andal dan berpartisipasi untuk semua, tanpa kecuali, rezim kontrol ekspor internasional, termasuk Rezim Kontrol Teknologi Rudal," kata Fedunkiv.

"Ukraina memegang kebijakan luar negeri yang bertanggung jawab di bidang kerjasama teknik militer dan terus memodernisasi sistem kontrol ekspornya sendiri dengan tujuan  dapat mencegah aktivitas terlarang, memperkuat rezim nonproliferasi senjata pemusnah massal dan cara pengiriman mereka," tambahnya.

Pada bulan Juli, Korea Utara mengklaim, mereka berhasil menguji coba dua rudal balistik antarbenua yang mampu mengirimkan senjata nuklir ke benua Amerika Serikat

Hal itu kemudian menuai kecaman sengit dari masyarakat internasional dan juga memicu pertanyaan mengenai bagaimana Pyongyang membuat langkah tegas dalam teknologi rudalnya dalam waktu singkat.

Fedunkiv menyatakan kecurigaan, mungkin ada bantuan dari luar untuk mewujudkannya. "Saya ragu bahwa Korea Utara dapat mencapai apa yang dilakukan tanpa bantuan dari luar. Komunitas global sekarang harus berkumpul untuk melakukan penyelidikan internasional untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab," katanya.

TERKINI
Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce Absen di Sekuel 6, Neve Campbell Kembali Lagi ke Scream 7 Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024