Gerakan HMS Ajarkan Anak Yatim Lawan Korupsi Dengan Spirit Perang Badar

Minggu, 18/06/2017 06:31 WIB

Jakarta - Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) mengadakan acara buka bersama sembari mengajarkan anak yatim perang melawan korupsi di Sekretariat Gerakan HMS Komplek Hankam, Jalan Basoka Raya A 4/5 Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (17/6/2017). Kepada para anak yatim, HMS mengangkat sejarah perang badar sebagai laandasan spirit melawan korupsi di Indonesia.

Perang Badar di Bulan Ramadhan, menjadi sejarah besar bagi umat Islam mewujudkan keteladanan jejak Rasulullah Muhammad SAW. 

“Bersama Gerakan HMS, mari kita istiqomah, mantapkan hati dan pikiran agar tetap tegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Tuntaskan BLBI gate. Di bulan suci ini, mari kita mantapkan semangat perang melawan korupsi yang kian merajalela di negeri ini,” ujar Ketua Gerakan HMS Sasmito Hadinagoro di Komplek Hankam, Jalan Basoka Raya A 4/5 Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (17/6/2017).

Sasmito menyampaikan kegiatan buka bersama anak yatim tersebut merupakan agenda rutin gerakan HMS dalam rangka memperkuat silaturahmi. 

”Di bulan suci Ramadhan ini, marilah kita bersama-sama menjalankan ibadah puasa dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Saya meyakini bahwa silaturahmi ini sangat penting karena akan memperpanjang umur. Makin banyak bertemu makin banyak doa diberikan," jelasnya.

Dalam tausiyahnya, Sasmito kembali mengingatkan publik untuk agar bersama-sama mengawal roda pemerintahan agar politik anggaran benar-benar berpihak kepada rakyat. Sejauh ini, kata dia, politik anggaran meminggirkan kepentingan rakyat kecil.

Sementara, lanjutnya, para konglomerat terus mendapat fasilitas dari negara.

Gerakan HMS telah lama mengamati perilaku pada pemegang otoritas keuangan negara sejak terjadinya mega skandal perbankan tahun 1998 sampai dengan era reformasi sekarang ini. Dana APBN yang berasal dari pajak rakyat hasil jerih payah kontribusi puluhan juta petani tidak dihargai selayaknya,” tegasnya.

Sasmito menyampaikan alokasi anggaran untuk petani dalam perbaikan irigasi tersier maupun sekunder sangat kecil. Karena itu, imbuhnya, jangan bermimpi mewujudkan swasmbada pangan seperti cita-cita Presiden Jokowi.

"Alokasi anggaran yang nilainya Rp 21 triliun tidak pernah diberikan ke petani. Sementara pada pengemplang fasilitas BLBI yang nilainya mencapai ratusan triliun hingga kini masih diberi subsidi bunga obligasi rekap,” ucapnya.

Sasmito mengatakan padahal bank-bank rekap seperti BCA, Danamon, Niaga, Permata yang telah menjadi milik swasta asing justru mendapatkan keuntungan dari para pengemplang fasilitas BLBI.

Menurut Sasmito, Berdasarkan catatan BI bahwa sampai akhir periode Presiden SBY telah lebih dari Rp 900 Triliun dana dari APBN dipakai untuk bancakan para bankir-bankir. Kata dia, bancakan dilakukan melalui mark up subsidi bunga obligasi rekap ex BLBI.

"Ini terjadi lantaran ada kolusi antara Menkeu dan Gubernur BI serta dilegalisir oleh Komisi XI DPR. Kami mengajak rakyat yang peduli dengan bangsa ini bersama Gerakan HMS tetap berjuang membebaskan negeri dari jerat utang abadi ex BLBI ribuan triliun,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekjen Gerakan HMS Hardjuno Wiwoho menjelaskan silaturahmi bertujuan mempererat ukhuwah. Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi ajang konsolidasi memantapkan komitmen bersama meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sebab, ucapnya, salah kunci kesejahteraan rakyat jelasnya terletak pada politik pengelolaan keuangan negara yang benar.

“Kalau uang setoran pajak rakyat terus-menerus dikorupsi oleh oknum pejabat negeri bagaimana rakyat bisa sejahtera. Semoga acara buka puasa bersama, silaturahmi keluarga besar Gerakan HMS, dan santunan anak yatim ini diridhoi oleh Allah SWT dan dapat memberikan manfaat bagi kita semua,” pungkasnya.

TERKINI
Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu