Cerita Warga DKI Jakarta Makan di Samping Kotoran Manusia

Jum'at, 26/05/2017 18:01 WIB

Jakarta – Nurul (28) sudah bertahun-tahun tinggal di kawasan padat penduduk Duri Utara, Jakarta Barat. Rumahnya berada di antara rumah semi permanen dua lantai yang berjejal di sepanjang Jalan Duri II. Pengap. Matahari pun hanya mampu menyembul dari balik celah-celah atap seng.

Rumah Nurul berada di samping saluran pembuangan limbah rumah tangga. Ia masih ingat, sebulan yang lalu saluran yang berisi air berwarna kehitam-hitaman itu kerap kotor. Tidak hanya limbah rumah tangga, bahkan kotoran manusia pun ikut terbawa. Walhasil, setiap hari saat ia makan dan tidur selalu saja mencium bau busuk tinja yang berasal dari saluran tersebut.

“Apalagi pagi dan sore. Orang-orang biasanya paling banyak buang hajat. Itu (kotoran) mengalir begitu saja, dan selalu tercium karena rumah saya paling dekat. Makanya kadang suka salah paham di rumah siapa yang buang angin,” demikian penuturan Nurul kepada Jurnas.com, Jumat (26/5) di Jakarta.

Tak hanya soal bau, Nurul mengunkapkan kotoran manusia yang dibuang sembarangan juga membuat anaknya terpapar penyakit diare. Hal ini juga terjadi kepada keluarga-keluarga lainnya akibat joroknya pengelolaan pembuangan limbah.

“Satu bulan rata-rata ada 50 kasus diare di sini,” ujarnya.

Teknologi IPAL sebagai Solusi

Plan International Indonesia bersama konsorsium YSW (YPCII, Speak Indonesia dan WIN Development) mengenalkan teknologi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) kepada masyarakat Duri Utara. Teknologi tersebut mampu mengolah kotoran manusia, dari awalnya berbentuk padat menjadi cair dengan kandungan bakteri E. Coli yang sangat kecil.

IPAL terdiri dari lima bak penampungan yang ditanam di tanah. Fungsi tiap bak berbeda-beda, mulai dari menampung kotoran manusia, memadatkan, pembusukan, hingga dikeluarkan dalam bentuk air bening. Di Duri Utara khususnya, satu unit IPAL bisa digunakan hingga 42 rumah dengan total 277 jiwa. Saat ini sudah ada dua unit IPAL guna menyiasati pembuangan limbah di kawasan padat, seperti Jakarta.

“Sama kayak septic tank komunal. Bedanya, ada di wilayah sempit dan ada bakteri yang dibuat sendiri. IPAL menampung kotoran manusia, dan keluarnya harus bersih. Ini sangat efektif,” terang Water, Sanitation and Hygiene Advisor Plan International Indonesia, Silvia Devina.

TERKINI
142 Pengelola Bisnis Judi Online Diringkus dalam 2 Pekan Ini Film VINA Sebelum 7 Hari, Tayang Serentak Hari Ini di Bioskop Tanah Air Baru Hadir Pertama Kali di Met Gala 2024, Bintang Baywatch Pamela Anderson Tampil Polos Met Gala 2024, Sarah Jessica Parker Tampil dengan Ciri Khasnya Headpiece Unik