Selasa, 02/05/2017 16:31 WIB
Jakarta – Tidak hanya ditiru soal toleransi, Indonesia ternyata juga menjadi contoh dalam konteks pemberdayaan perempuan oleh dunia. Hal ini ditekankan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA) Yohana Yembise, usai menghadiri Konferensi Tingkat Menteri (KTM) di Iran pada 27 April lalu.
Bersama dengan tujuh negara di bawah Organisasi Konferensi Islam (OKI), yakni Turki, Irak, Iran, Afganistan, Suriah, Mauritania, dan Azerbaijan, Menteri Yohana berbicara soal isu perempuan dan anak di Indonesia. Hasilnya, beberapa negara tertarik belajar tentang penerapan kebijakan hak perempuan dan anak kepada Indonesia. Apalagi, di negara-negara konflik, kata Yohana, perempuan dan anak-anak kerap kali menjadi korban.
“Perempuan di Indonesia dianggap cukup moderat dan punya toleransi tinggi. Sehingga kita bisa dijadikan contoh pemberdayaan perempuan. Terlebih setengah dari rakyat Indonesia juga dari kalangan perempuan,” kata Menteri Yohana di Kantor Kementerian PP & PA Jakarta, Selasa (2/5).
Selain soal kuantitas, Indonesia juga dianggap pas menjadi role model karena kesetaraan yang didapatkan oleh perempuan untuk menempati posisi apapun di tanah air. “Di sini kan kita sudah pernah punya presiden perempuan. Banyak perempuan juga menempati jabatan-jabatan politik dan pemerintahan,” lanjutnya.
Ma`ruf Cahyono: Kekerasan Kepada Anak Perlu Mendapatkan Perhatian Khusus
Menteri PPPA Tinjau Pelayanan KAI Terhadap Pemudik Perempuan
Gus Muhaimin: Hentikan Kekerasan pada Perempuan dan Anak
Usai KTM, Menteri Yohana sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Iran Urusan Perempuan dan Keluarga, Y.M Shahindokht Molaverdi. Keduanya membahas kemungkinan potensi kerjasama yang dapat dilakukan di bidang pemberdayaan perempuan dan ketahanan keluarga.
“Kami sepakat menyusun MoU kerjasama. Namun masih dikaji lagi secara komprehensif terkait bidang-bidang apa saja yang akan diajukan,” tandasnya.
Keyword : Kementerian PPPA Yohana Yembise Perempuan dan Anak