Senin, 10/07/2023 21:36 WIB
Ankara, Jurnas.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara mengejutkan memberlakukan syarat khusus bagi Swedia, apabila ingin bergabung ke aliansi militer NATO.
Turki baru akan menerima Swedia sebagai anggota baru NATO, jika Uni Eropa membuka jalan bagi Ankara untuk bergabung dengan Uni Eropa. Pasalnya, tawaran Turki bergabung blok tersebut telah dibekukan selama bertahun-tahun.
Hubungan antara Ankara dan anggota Uni Eropa memburuk beberapa tahun lalu, terutama setelah upaya kudeta yang gagal di Turki pada 2016, meski akhirnya membaik. Sebab, Uni Eropa masih bergantung pada bantuan Turki terutama dalam hal migrasi.
"Saya menyerukan dari sini pada negara-negara yang membuat Turki menunggu di pintu Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun," kata Erdogan dalam KTT NATO dikutip dari Reuters pada Senin (10/7).
Bukan Hanya Mahasiswa, Anggota Staf Uni Eropa Ramai-ramai Protes Perang Israel di Gaza
Met Gala 2024, Sarah Jessica Parker Tampil dengan Ciri Khasnya Headpiece Unik
Turki Hentikan Semua Transaksi Ekspor dan Impor dengan Israel
"Pertama, datang dan buka jalan untuk Turki di Uni Eropa dan kemudian kami akan membuka jalan untuk Swedia, seperti yang kami lakukan untuk Finlandia," imbuh dia.
Sementara itu salah seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan penambahan anggota NATO dan Uni Eropa merupakan dua proses yang terpisah.
"Proses aksesi untuk masing-masing negara kandidat didasarkan pada keunggulan masing-masing negara," ujarnya.
Diketahui, Swedia dan Finlandia melamar keanggotaan NATO tahun lalu, mengabaikan kebijakan non-blok militer yang telah berlangsung selama beberapa dekade Perang Dingin sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.