Pemerintah Swedia Kecam Pembakaran Alquran

Senin, 03/07/2023 07:34 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintah Swedia mengutuk pembakaran Alquran di luar masjid utama Stockholm pekan lalu, dengan menyebutnya sebagai tindakan Islamofobia.

Swedia mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Organisasi Konferensi Islam (OKI) meminta tindakan untuk menghindari pembakaran kitab suci agama Islam di masa depan.

"Pemerintah Swedia memahami sepenuhnya bahwa tindakan Islamofobia yang dilakukan oleh individu pada demonstrasi di Swedia dapat menyinggung umat Islam," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Minggu (3/7).

"Kami sangat mengutuk tindakan ini, yang sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah Swedia," tambahnya.

Pada saat yang sama, kementerian itu menambahkan bahwa Swedia memiliki hak kebebasan berkumpul, berekspresi, dan demonstrasi yang dilindungi secara konstitusional.

"Pembakaran Alquran, atau teks suci lainnya, adalah tindakan ofensif dan tidak sopan serta provokasi yang jelas. Ungkapan rasisme, xenofobia, dan intoleransi terkait tidak memiliki tempat di Swedia atau di Eropa," kata Kementerian Luar Negeri Swedia.

Pada Minggu (2/7), OKI yang berbasis di Arab Saudi mendesak pengambilan langkah kolektif untuk menghindari pembakaran Alquran di masa depan.

Badan beranggotakan 57 orang itu bertemu di markas besar Jeddah untuk menanggapi insiden Rabu di mana seorang warga negara Irak yang tinggal di Swedia, Salwan Momika, 37, menginjak kitab suci dan membakar beberapa halaman.

OKI mendesak negara-negara anggota untuk mengambil tindakan terpadu dan kolektif untuk mencegah terulangnya insiden penodaan salinan Alquran, sesuai pernyataan yang dirilis setelah pertemuan "luar biasa" tersebut.

Negara-negara termasuk Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA) dan Maroko telah memanggil duta besar Swedia sebagai protes atas insiden pembakaran Alquran.

Sebagai informasi, insiden pembakaran Alquran itu bertepatan dengan dimulainya Iduladha dan berakhirnya ibadah haji tahunan di Arab Saudi, yang memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Polisi Swedia awalnya memberikan izin kepada Momika berdasarkan perlindungan kebebasan berbicara, tetapi pihak berwenang kemudian mengatakan bahwa mereka telah membuka penyelidikan atas "provokasi".

Pelaku pembakaran Alquran di Swedia membela diri dan membantah dirinya melakukan kejahatan kebencian. Salwan Momika, yang merupakan warga keturunan Irak adalah pelaku pembakaran Alquran tersebut.

Sumber: Al Jazeera

TERKINI
Mahfuz Sidik: Indonesia Bisa Pimpin Perjuangan Kemerdekaan Palestina Parlemen Kampus Bangun Pemahaman Mekanisme Persidangan DPR RI Maju Pilkada 2024, Caleg DPR RI Terpilih Harus Mengundurkan Diri Anggota DPR Apresiasi Pelaksanaan Screening Kesehatan Jemaah Haji