Selasa, 20/06/2023 19:56 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, ancaman Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menggunakan senjata nuklir taktis adalah nyata. Hal tersebut disampaikan Biden usai Putin menyebar senjata nuklir taktis ke Belarusia.
Pada Sabtu (17/6), Biden menyebut pengumuman Putin bahwa Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis pertamanya ke Belarusia sama sekali tidak bertanggung jawab.
"Ketika saya berada di sini sekitar dua tahun lalu mengatakan saya khawatir sungai Colorado mengering, semua orang memandang saya seperti saya gila," kata Biden kepada sekelompok donor di California pada Senin (19/6).
"Mereka menatap saya seperti ketika saya mengatakan saya khawatir Putin menggunakan senjata nuklir taktis. Itu nyata," kata Biden.
Presiden Joe Biden Beri Penghargaan Bergengsi untuk Michelle Yeoh
Di Bawah Tekanan Politik, Biden Akhirnya Bersuara soal Protes mahasiswa Pro Palestina di AS
Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih
Pekan lalu, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengatakan negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia, beberapa di antaranya katanya tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Pengerahan tersebut adalah langkah pertama Rusia dari hulu ledak semacam itu - senjata nuklir jarak pendek dan kurang kuat yang dapat digunakan di medan perang - di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet.
Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak berniat mengubah pendiriannya pada senjata nuklir strategis sebagai tanggapan atas pengerahan tersebut dan belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.
Pada bulan Mei, Rusia menepis kritik Biden terhadap rencananya untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, dengan mengatakan bahwa AS telah mengerahkan senjata nuklir semacam itu selama beberapa dekade di Eropa.
Pengerahan Rusia diawasi ketat oleh AS dan sekutunya serta oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.
Sumber: Reuters