Sabtu, 13/05/2023 15:05 WIB
JAKARTA, Jurnascom - Presiden Joe Biden mengumumkan pada Jumat (12/5) bahwa Amerika Serikat (AS) akan menghancurkan senjata kimia terakhirnya yang tersisa pada musim gugur 2023.
Dikutip dari Russia Today, pengumuman itu Biden sampaikan menjelang konferensi pengawasan senjata internasional minggu depan di Den Haag.
"Kami berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan penghancuran persediaan senjata kimia kami pada musim gugur ini, tonggak perlucutan senjata yang menjunjung tinggi standar transparansi dan keamanan publik tertinggi," kata Biden dalam pernyataan yang diunggah di situs Gedung Putih.
Pernyaan itu mengatakan, AS akan terus bekerja sama dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk mencegah penimbunan, produksi, dan penggunaan senjata kimia di seluruh dunia.
Presiden Joe Biden Beri Penghargaan Bergengsi untuk Michelle Yeoh
Di Bawah Tekanan Politik, Biden Akhirnya Bersuara soal Protes mahasiswa Pro Palestina di AS
Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih
Penanda tangan Konvensi Senjata Kimia (CWC), yang mulai berlaku pada tahun 1997, berkomitmen untuk membuang semua persediaan amunisi kimia. Secara hukum, AS diharuskan melakukannya pada akhir tahun ini.
Negeri Paman Sam berjanji untuk menghancurkan sisa senjata kimia terakhirnya yang disimpan di depot di Colorado dan Kentucky pada 30 September 2023.
Moskow dan Beijing telah berulang kali mendesak Washington untuk mempercepat proses penghancuran senjata kimia tersebut. Rusia dan China merilis pernyataan bersama bulan lalu "bersikeras bahwa AS, sebagai satu-satunya negara anggota (CWC) yang belum menyelesaikan penghancuran senjata kimia, mempercepat penghapusan stok senjata kimianya."
Rusia membuang semua gudang senjata kimianya pada tahun 2017. China belum mendeklarasikan senjata kimianya sendiri, tetapi ada stok lama yang ditinggalkan oleh Jepang di wilayah China selama Perang Dunia II. Senjata-senjata ini sedang dalam proses penghancuran.